Menu

Mode Gelap
Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU Dimakamkan di Mayong, Ini Kisah Raden Ayu Mas Semangkin Sang Senopati Perang Lereng Muria Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

Esai · 15 Mar 2023 14:30 WIB ·

Sya’ban;  Tradisi Ruwahan dan Nyadran


 Tradisi nyadran lazim dilakukan oleh umat muslim di Indonesia pada bulan Sya'ban hingga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Perbesar

Tradisi nyadran lazim dilakukan oleh umat muslim di Indonesia pada bulan Sya'ban hingga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Oleh H Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Indonesia kaya dengan bentuk dan ragam sinergitas ajaran agama dengan budaya. Hal ini karena Nusantara memang memiliki ragam budaya yang multikultural seperti halnya budaya ruwahan yang komunal atau budaya nyadran yang personal.

Budaya ruwahan adalah “klangenan sosial” yang dilakukan khusus pada bulan ruwah atau Sya’ban bagi masyarakat Nusantara sebagai “tafsir”  dari memaknai pentingnya bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan.

Bulan Sya’ban menurut orang Nusantara adalah sebuah bulan “tindakan komunal” yaitu mengundang tetangga, dan mengumpulkan jemaah baik di rumah, masjid dan musholla untuk  melakukan proses “penyucian ingatan” kepada leluhur dengan memanjatkan doa bersama, istighotsah, tahlilan, yasinan dan mauludan.

Prosesinya mendoakan arwah leluhur agar diberikan ampunan, rahmat dan syafaat dari Rosulullah SAW yg diakhiri dengan “berkatan” yaitu membawa berkah berupa nasi di dalam “besek” kemudian dibawa pulang ke rumah untuk diberkahkan kepada sanak keluarga.

Tradisi ini disebut dengan “ruwahan”. Nilai sosial ruwahan inilah yang tetap menguatkan terjalin “silaturrahim” antar elemen masyarakat, tertib sosial, saling membantu satu sama lain, saling menyapa dan lain sebagainya.

Di sisi lain proses “penyucian ingatan” kepada para leluhur juga dilaksanakan dengan model “nyadran” atau “tilik kubur”. Nyadran adalah memanjatkan doa kepada leluhur yang dilaksanakan secara pribadi di “maqbarah” atau kuburan para leluhur plus “ngresiki” atawa “resik resik” kuburan para leluhur yang mungkin selama setahun terakhir tidak dibersihkan sehingga banyak ditumbuhi rerumputan liar.

Keunikan nyadran ini adalah mampu menarik bahkan mempengaruhi mindset bawah sadar  anak cucu  utk “mudik” ke kampung sehingga keluarga yang lama tidak pernah mudik akan berkumpul dan dikumpulkan saat  nyadran.

Jadi, jika ada upaya “pelarangan mudik” bagi masyarakat mungkin bukanlah kebijakan yang “menyenangkan”.

Budaya keberagamaan di atas, kadang disalahpahami karena dianggap “mengusik aqidah”, padahal “laku keberagamaan” adalah “laku sosial” yang berupa “tafsir” terhadap teks agama  yang memungkinkan  pelaksanaannya menjadi sangat “fenomenal” yaitu menjadi “perilaku yang dilaksanakan berulang ulang” yang kemudian mentradisi lalu membudaya dan akhirnya menciptakan “peradaban baru” yang unik dan berbeda dari asal tradisi agama itu lahir.

Pada titik ini kita dituntut tidak hanya “pinter membaca teks agama” tapi juga dituntut untuk “cerdas membaca teks agama” yang tidak terlepas dari durasi waktu dan realitas yang melingkupinya.

Olehnya, kita tidak hanya mengatakan; “Saya tidak bisa membaca.” Tapi lebih dalam lagi kita bisa lebih kritis dengan mengatakan; “Apa yang saya baca dan bagaimana saya harus membacanya”.

*Wakil Tanfidziyah PCNU Jepara

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani

19 Juli 2024 - 15:01 WIB

NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU

16 Juli 2024 - 16:16 WIB

Prihatin Pengguna Transportasi Umum Menurun, Mahasiswa Unisnu Ciptakan Aplikasi JETA

14 Juli 2024 - 22:46 WIB

Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama

10 Juli 2024 - 11:52 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

YPM NU Jepara Boyong Empat Tropy Juara di Gebyar PAUD dan TPQ Tingkat Jateng

9 Juli 2024 - 09:41 WIB

Trending di Kabar