Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Kabar · 21 Jul 2018 17:14 WIB ·

Ulil Abshar Abdalla: Ihya, Wasilah Menjaga NKRI


 Ulil Abshar Abdalla: Ihya, Wasilah Menjaga NKRI Perbesar

KH Ulil Abshar Abdalla, pengasuh ngaji Kopdar Ihya Ulumiddin saat
hadir di Pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara, Jumat (20/7/2018)
malam menyatakan bahwa dengan Ihya merupakan wasilah untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena negara ini memiliki
ciri khas Islam moderat.
Hal itu diuraikannya saat mengawali ngaji di hadapan ratusan peserta
kopdar. Bukti jika Ihya bisa membawa, menjaga, dan merawat negara kata
Gus Ulil sudah dikaji berabad-abad.
“Kita harus bangga menjadi bagian dari Islam yang sudah berabad-abad
ngaji Ihya. Dan yang ngaji tidak hanya di Jawa tapi di seluruh dunia,”
katanya di Rumah Joglo, kediaman KH Nuruddin Amin, kompleks pesantren
Hasyim Asyari ini.
Suami dari Ienas Tsuroiya yang malam itu mendaras bab fadilah khusnul
khuluk (akhlak terpuji) dan suul khuluk (akhlak tercela) menambahkan
lahirnya kitab Ihya karya Imam Ghazali di era Daulat Abbasiyah.
Dipaparkannya di era Abbasiyah tersebut hendak merevolusi Daulat
Umawiyah,”semangat agamanya membara tetapi esensinya kosong,” jelasnya
kepada hadirin.
Nah, masih menurut menantu dari KH Mustofa Bisri sang Imam dalam
keadaan stres (galau, red.). Alhasil Ghazali yang saat itu masih
menjabat kepala madrasah Nizamiyah harus melakukan tindakan
revolusioner dengan meninggalkan Bagdad.
Sang hujjatul Islam yang berusia sekira 46 tahun melakukan uzlah di
Syam, Baitul Maqdis maupun di lokasi yang lain sebagai respon kepada
masyarakat Bagdad yang spiritualnya sedang tidak beres. Sehingga kitab
tersebut dinamakan Ihya Ulumiddin, menghidupkan agama-agama.
Dalam kopdar yang dihadiri Dandim Jepara, pengurus PCNU, Banom,
Lembaga dan MWCNU Bangsri itu, perwakilan Lakpesdam PCNU Jepara,
Kunjariyanto mengemukakan bahwasanya realitas di medsos sekarang ini
dipenuhi dengan caci maki dan hinaan yang tiada henti.
Sehingga dengan ngaji merupakan filter untuk menata hati menjadi baik.
“Tujuan kegiatan ini selain untuk wahana silaturrahim juga agar kita
semakin tercerahkan,” terangnya mewakili ketua Lakpesdam PCNU Jepara.
Sahibul bait, pengasuh Pesantren Hasyim Asyari, Hj. Hindun Anisah
berharap dengan kopdar tersebut bisa bermanfaat untuk warga NU Jepara
khususnya dan umumnya bangsa Indonesia. (ip)

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Trending di Kabar