nujepara.or.id – Madrasah Diniyah (Madin) Al Fauziah banjaragung melaksanakan kegiatan live-in pada hari Kamis sampai Jumat, 12 hingga 13 Juni 2024. Acara dilaksanakan di desa Papasan Kecamatan Bangsri.
Dalam acara tersebut sebanyak 34 santri, terdiri 8 santri putra dan 26 santri putri.
“Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang kami laksanakan untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik,” kata M. Dalhar, kepala Diniyah Madin Al Fauziah.
Kegiatan ini, lanjutnya, cukup efektif karena dapat menjadikan suasana pembelajaran berbeda dari biasanya. live-in merupakan sebuah metode pembelajaran bersama dengan masyarakat setempat. Tahun pertama dan kedua dilakukan di Desa Tengguli.
Pada hari pertama para siswa berangkat bersama menggunakan tiga armada menuju ke lokasi yang jaraknya sekitar 5 km dari Banjaragung. “Perjalanan menggunakan jalur selatan dan cukup terjal. Selama perjalanan tampak para siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini,” lanjutnya.
Denis Julianto, siswa kelas 6 Madin menyampaikan bahwa ia sangat senang mengikuti kegiatan ini. “Sangat berkesan. Jalanan yang naik turun menuju Papasan sangat terasa,” kenangnya.
Pada hari itu para santri diajak untuk kegiatan bersama dengan masyarakat antara lain: ziarah, pembacaan doa, dan tahlil di masjid setempat.
Dalam sambutannya ketua takmir masjid Al Basir Papasan, bapak Solihan, S.Pd. menyambut dan menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan para santri diniyah di Desa Papasan. “Semoga dengan kedatangan para tamu ini akan mendatangkan keberkahan pada desa kami.
Selain kegiatan bersama dengan masyarakat para santri juga mendapatkan beberapa materi antara lain: kemadrasahan, kepemimpinan, dan penulisan.
Sebelum tidur para santri diajak untuk melingkari api unggun untuk melakukan kegiatan perenungan bersama terkait dengan pembelajaran atau pentingnya Madrasah Diniyah.
Pada Jumat pagi para santri diajak untuk melakukan outbound atau jelajah wilayah Papasan di antaranya adalah menuju ke sungai yang ada di desa tersebut.
Di sela-sela itu ada juga permainan yang atau game yang dijadikan untuk menjadikan kegiatan lebih menarik. Pada sesi terakhir materi penulisan disampaikan oleh untuk melatih para siswa kegiatan penulisan. Para siswa langsung diajak untuk menulis adapun ceritanya adalah tentang pengalaman mereka mengikuti kegiatan live in di desa papasan. Tampak para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan penulisan ini karena ini menjadikan kegiatan yang tidak terlupakan.
Ke depan kegiatan ini akan dijadikan sebagai embrio untuk kegiatan lain dengan berkolaborasi bersama Madin lain di kecamatan Bangsri. (MD/Red).