JEPARA (nujepara.or.id)– Sampah plastik tak hanya mencemari sungai, saluran air, irigasi, danau, pantai, dan tanah, tapi juga menyumbat saluran air sehingga berakibat banjir. Apalagi sampah tidak bisa terurai menjadi partikel mikro. Solusinya adalah mengurangi penggunaan plastic dengan membawa tas belanja sendiri, membawa botol minum sendiri, hingga upaya penjaja minuman saat ini sudah mengurangi sampah plastik dengan tidak menggunakan sedotan. Namun, sampah plastik yang sudah menumpuk harus diupayakan untuk dikurangi dengan cara mengolah plastik menjadi karya. “Kami tim KKN Unisnu angkatan ke-XVII mengajak ibu-ibu memanfaatkan plastik menjadi kerajinan tangan,” ujar Khalimatus Sa’diyah dosen pembimbing lapangan (dpl) Desa Ngasem Jepara.
Kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan tangan melibatkan peserta warga sekitar Dukuh Candi Desa Ngasem dengan didampingi tim mahasiswa KKN Unisnu. upaya mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan, Mahasiswa KKN UNISNU mengajak peserta membuat bunga plastik dari sampah plastik. “Kebetulan momennya Agustusan jadi kami ajak peserta membuat karya bunga plastik dari sampah plastik yang peserta punya di rumah,” ucap Indah Nuraini Koordinator mahasiswa desa (Kormades) KKN Unisnu. Pesera mengumpulkan sampah kantong plastik dari rumah, lalu mereka datang bersama plastik untuk dibuat karya untuk dipasang di ranting poho,n tambahnya.
Sementara itu, salah satu warga Nik Ibu ketua RT 06 Dukuh Candi Desa Ngasem menyampaikan senang bisa membuat bunga dari kantong plastik. “Ternyata cantik juga kalua plastik sudah menjadi karya begini,” ucapnya. Ibu Nik, selaku Ibu ketua RT 06 dukuh candi desa Ngasem , mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini. “Saya senang sekali bisa belajar dan membuat daur ulang plastik mahasiswa KKN UNISNU. Selain mengurangi sampah, saya juga bisa menghasilkan produk yang unik dan bernilai jual,” ujarnya. Selain unik, karya juga bernilai jual, katanya lagi.
Kegiatan ini, menurut ketua kegiatan Faidlul Fikri, tujuannya adalah memberikan pelatihan sekaligus sosialisasi tentang peduli sampah dan pengelolaannya. “Keberlanjutan program ini akan baik untuk bisa dijadikan komunitas daur ulang dan pengelolaan sampah di desa ini sebagai upaya mengurangi polusi,” harapnya.
Alvaros/Atika-KKN Unisnu ke-XVII Desa Ngasem