JEPARA – Menjelang Pilkada Jepara 2017, organisasi Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah seringkali jadi tarikan kepentingan antar calon yang berkepentingan. Oleh karena itulah, KH Ubaidillah Umar, Rais Syuriah NU Jepara mengingatkan para calon bupati agar mendengar suara rakyat.
“NU dan Muhammadiyah sepakat, jika bupati tidak manfangati (bermanfaat untuk rakyat), Awas kuwe!,” kata Kiai Ubaid yang disambut ger-geran ribuan hadirin pada acara Halal Bihalal ke-1 Keluarga Besar NU dan Muhammadiyah di Pendopo Kabupaten Jepara, Ahad (17 Juli 2016) pagi.
Meskipun dalam suasana Halal Bihalal, Kiai Ubaid menyatakan NU dan Muhammadiyah Jepara tetap harus melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi mungkar. “NU dan Muhammadiyah tidak berharap semuanya bisa baik. Namun Harus amar ma’ruf nahi munkar,” paparnya dalam sambutan.
Atas alasan itulah, kepada Polri dan TNI, Kiai Ubaid meminta agar ikut membantu membesarkan. Jika dua ormas Islam itu disatukan, maka akan jadi kekuatan sipil yang sangat bermanfaat untuk memajukan masyarakat. “Kalau NU dan Muhammadiyah besar, polisi dan tentara sare mawon, Pak!” jelasnya disambut tawa hadirin.
Kiai Ubaid juga menjelaskan, jika NU dan Muhammdiyah besar, maka tidak ada yang demonstrasi dengan cara merusak. Orang yang membakar kantor atau berbuat anarkhis, dijamin Kiai Ubaid bukan karakter anggota NU dan Muhammadiyah meskipun pakai baju NU maupun Muhammadiyah. “Tembak wae, Pak!”
Jika semua bersatu, lanjut Kiai Ubaid, Bupati dan pimpinan lainnya tentu tidak bisa mengeluarkan kebijakan yang merugikan masyarakat, misalnya perda karaoke di Jepara yang dibatalkan. “NU dan Muhammadiyah akan memperingatkan dengan mosi tidak percaya, bukan dengan demonstrasi,” janjinya kepada hadirin jika bupati nantinya sak karepe dewe.
Acara halal Bihalal yang dilanjut dengan Komunike gerakan moral bersama ini juga dihadiri Bupati Jepara, Ahmad Marzuki, Wakil Bupati Subroto, Ketua DPRD, Aris Isnandar, Polisi, TNI, serta beberapa tokoh agama Kristen, Budha dan lainnya. (abd)