nujepara.or.id- Salah satu sastrawan dan penyair besar yang pernah dilahirkan. Dia adalah Wilibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih dikenal sebagai WS Rendra. Lahir sebagai seorang Katolik yang taat, penyair yang dijuluki Si Burung Merak ini sering menulis sajak tentang Tuhan dan agama sesuai dengan keyakinannya.
WS Rendra dianggap sebagai penyair besar di tanah air setelah Chairil Anwar. Sebagai pimpinan kelompok Teater Bengkel, Rendra sering melakukan pementasan teater. Suatu ketika salah seorang sahabatnya yang juga anggota Teater Bengkel bernama Syub’ah Asa memperkenalkan naskah Barzanji hasil terjemahannya. Rendra tertarik dengan naskah tersebut karena syair-syair yang tertulis pada Kitab Barzanji.
Semakin dalam Rendra menyelami syair-syair yang ditulis oleh Sayyed Ja’far Al-Barzanji yang berisi puji-pujian dan do’a kepada Nabi Muhammad SAW. Dari situlah Rendra mulai tertarik dengan agama Islam meskipun di waktu yang sama dia juga mempelajari agama Hindu dan Budha.
Rendra menjelaskan ketertarikan dirinya pada Islam bermula pada syair-syair Al-Barzanji yang diterjemahkan Syu’bah. Syair-syair yang berisi kasidah puji-pujian terhadap Nabi Muhammad. Di situ, Nabi Muhammad digambarkan menambal gamisnya sendiri; jika berjalan dengan sahabat-sahabatnya beliau berjalan paling belakang; beliau juga amat menyukai anak-anak. Dan, jika tangan seorang sahabat berbau wangi, orang akan berkata, “Tangan ini pasti baru disentuh Nabi.”
“Bukankah ini berarti Nabi suka bergaul? Saya amat terharu membaca syair-syair itu, dan saya berpikir, ‘Boleh kan, bila saya ikut terharu dan ikut numpang kagum pada Muhammad?’” ujarnya.
Pada saat Rendra memutuskan Bengkel Teater akan mementaskan Barzanji ia pergi ke masjid-masjid, bahkan tiduran di masjid. Ia memperhatikan orang-orang yang sholat, dan seorang teman Rendra menjelaskan artinya. “Jadi saya mendapatkan obyek pengamatan yang menarik. Inilah yang kemudian saya ekspresikan dalam teater, yang dipentaskan di Teater Terbuka Pusat Kesenian Jakarta, 23-24 Juni 1970,” tuturnya.
Pementasan Barzanji mendapatkan sambutan luar biasa dari para penonton dan kritikus. Sehingga pementasaan digelar di beberapa kota. Dari sinilah kemantapan hati seorang Rendra untuk menjadi muallaf. Menurut kesaksian Ajip Rosidi (Sastrawan seangkatan dengan WS Rendra), secara resmi Rendra memeluk Islam di rumah Taufik Ismail. Pada saat itu Rendra merasa hatinya sudah mantap untuk menjadi Muslim.
Dia mengucapkan syahadat di depan KH Ghafar Ismail, Taufik Ismail, dan Ajip Rosidi, di rumah Taufiq di lingkungan Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Setelah itu, Taufiq membuat pernyataan tertulis yang dia tandatangani bersama Ajip. Ghafar, kakak Taufiq, mengajari Rendra sholat. Setelah menjadi Muslim, nama awal (WS) yang tadinya Willibrordus Surendra menjadi Wahyu Sulaiman. (ua)