Oleh : Murtadho Hadi
nujepara.or.id- Yang lazim, orang awam (“sering-sering”) hanya memanfaatkan satu dari unsur berpikir : yaitu rasio! Kebenaran hanya diterima manakala “fenomena”, “gejala” dan “obyek yang dipikirkan” itu secara kasat-mata sesuai “standar berpikir logis” dalam sistem penalaran.
Tapi hal itu tidak berlaku bagi para Sufi, karena dimensi-dimensi dan aspek-aspek dari sistem penalaran ” bergerak” dan mendapatkan porsi secara seksama, Meminjam istilah dari Syaikh Abi Hasan As-Syadzily dalam Sirrul-Jalilnya: “Shomadaniyatul-Uqul!” Yaitu “Tegaknya beberapa akal dalam sistem penalaran” yang menjadikan mereka para sufi itu tetap tegak dalam lindungan Allah SWT melewati “serangkaian jebakan”, “tipu daya”, “pembawur” atau semua hal yang seakan “serupa”, dan utamanya selamat dari talbis-nya gerak nafsu dan setan.
Itulah yang menyebabkan pikiran mereka seakan “mengatasi tataran eksistensi” dan bahkan “ruang” dan “waktu”.
Kurang lebih seperti itulah kenapa, seluruh jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Jepara, dalam konsultasi nya menghadap Bib Luthfi Bin Yahya menerima begitu saja tanpa reserve, ketika Bib Luthfi menyodorkan satu nama “RSU ANUGERAH SEHAT”, yang beliau singkat “ASEH”, walau sebelumnya para Pengurus dan Panitia dalam Draf Lembar Kerja Kepanitiaan telah mencantumkan nama RSNU.
Terlambatnya informasi dan “ketidak mudengan” menjadikan sebagian kecil pengurus di tingkat MWC yang “merasa” ikut dalam kerja-kerja kepanitiaan bertanya-tanya atas “bergesernya nama itu” (RSNU menjadi RSU). Hal itu masih dibilang wajar namanya juga “dinamika berpikir”, dan hanya satu atau dua gelintir orang saja yang lebih mengedepankan “imaginasi” (yang rasanya perlu didudukkan: “dipahamkan” dan diajak “ngopi”)
Duduk Bersama
Syukurlah! Pasca “duduk bersama” (jajaran Pengurus Syuriyah-TanfidIyah, Banom dan Lembaga, bersama-sama Pengurus Majlis Wakil Cabang sekabupaten Jepara: Selasa Siang, 13 Juni 2023) semua menjadi “klir” : didapatlah informasi bahwa Tuan Maulana Habib Luthfi Bin Yahya bukan “alpa”, atau lupa, tapi memang yang diharapkan dari beliau siapa saja bisa mendapatkan pelayanan dari RSU ANUGERAH SEHAT, dan siapa saja warga masyarakat yang mendengar nama Rumah Sakit itu menjadi “akrab” di telinga dan mau berobat. Tidak “eksklusif”, “Umum” semua merasa memiliki dan terlayani.
Hadirnya berkah bagi semua. (Bukan bagunan jadi tapi pada akhirnya “mangkrak” karena hanya sekedar nuruti “duwe” dan mementingkan eksklusivitas). Toh soal kepemilikan dan pengurus yayasan : mekanisme itu bisa diatur lebih terperinci dan detail dalam AD/ART. Semua pun lega dan kembali bekerja!.
(Penulis : Pengurus PC LTN NU Jepara)