nujepara.or.id – Kabar gembira datang dari Dr. Jumaiyah, M.Si., salah seorang dosen berdedikasi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara, ia berhasil mempertahankan disertasinya dan secara resmi meraih gelar Doktor dari Program Doktor Ilmu Akuntansi, Universitas Brawijaya.
Ujian akhir disertasi dalam rangka promosi doktornya berlangsung Rabu, (23/92025) di Malang Jawa Timur.
Keberhasilan Dr. Jumaiyah disambut dengan suka cita oleh jajaran pimpinan Universitas Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara yang hadir langsung dalam acara tersebut.
Turut hadir untuk memberikan dukungan dan selamat, diantaranya Rektor UNISNU Jepara, Prof. Dr. Abdul Djamil, M.A., Wakil Rektor II, Dr. A. Khoirul Anam, S.E., M.Si., dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. H. Noor Arifin, S.E., M.Si.
Rektor UNISNU Jepara, Prof. Abdul Djamil, menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Ia berharap atas capaian ini, bisa menambah kontribusi positif bagi kampus.
“Alhamdulillah, perlahan tapi pasti, satu demi satu kita memiliki dosen ahli sekelas doktor,” ujar beliau.
Sementara itu, dalam disertasi yang berjudul “Rekonstruksi Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Desa Berdasarkan Pemikiran Al-Farabi,” Dr. Jumaiyah menawarkan sebuah perspektif baru yang mendalam dan relevan.
Baca Juga : PPG UNISNU Gelar Bimtek Uji Kompetensi Penguji, Warek 3: Profesional dan Kualitas Guru Harus Kita Tingkatkan
“Di tempat yang jauh dari ibukota, kita pacu terus untuk mewujudkan small, smart, professional, clean and green campus.”
Ia merekonstruksi ulang paradigma akuntabilitas keuangan desa dengan mengintegrasikan konsep Al-Madinah Al-Fadhilah (Negara Utama) yang dicetuskan oleh filsuf Islam abad ke-9, Abu Nashr Al-Farabi.
Menurut Dr. Jumaiyah, pemikiran Al-Farabi bersifat holistik dan mengintegrasikan tiga dimensi krusial: Pertam Dimensi Teologis: Menekankan bahwa setiap tindakan pengelolaan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban kepada Tuhan.
Kedua Dimensi Politik: Mengedepankan kepemimpinan yang berorientasi pada kemaslahatan umum dan keadilan distributif, bukan hanya kekuasaan. Ketiga Dimensi Sosiologis: Memahami secara mendalam kebutuhan riil masyarakat dan menciptakan harmoni sosial melalui kebijakan keuangan yang tepat.
Dr. Jumaiyah menjelaskan bahwa penerapan konsep ini menuntut perubahan pola pikir para pengelola keuangan desa, dari yang semula bersifat transaksional dan birokratis menjadi transformasional dan bermoral.
Akuntabilitas tidak lagi hanya sekadar pemenuhan regulasi atau laporan teknis semata, melainkan manifestasi dari kearifan kepemimpinan.
“Pemimpin sejati adalah mereka yang tidak membutuhkan petunjuk karena telah memiliki semua ilmu pengetahuan dan mampu membuat rakyatnya bahagia,” papar Dr. Jumaiyah mengutip pemikiran Al-Farabi.
Ini berarti, kepala desa dan perangkatnya harus menjadi teladan integritas, melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan, dan menjadikan kesejahteraan bersama sebagai tujuan utama, bukan kepentingan pribadi atau kelompok.
Disertasi ini membuka jalan bagi pendekatan baru yang lebih mendalam dalam tata kelola keuangan desa, menghubungkan dimensi material dengan spiritual untuk menciptakan pemerintahan yang lebih ideal dan berintegritas. [az]