Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Headline · 6 Okt 2023 01:57 WIB ·

Haul Pangeran Danang Syarif Hadiwoso dan Tapak Tilas Kesultanan Mataram di Jepara


 Haul Pangeran Danang Syarif Hadiwoso dan Tapak Tilas Kesultanan Mataram di Jepara Perbesar

nujepara.or.id – Bulan Rabi’ul Awwal atau umum disebut bulan Maulud, tidak hanya berkaitan hari lahir Nabi Muhammad. Sejumlah ulama di beberapa daerah juga diperingati sebagai hari meninggal atau disebut sebagai haul. Salah satunya adalah haul Pangeran Danang Syarif Hadiwoso.

Tokoh penyebar Islam yang dimakamkan di pemakaman Sentono Desa Pringtulis, Kecamatan Nalumsari itu, merupakan putra dari Danang Sutowijoyo atau kemudian bergelar Panembahan Senopati yang menjadi pendiri Kesultanan Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta.

Haul putra dari hasil pernikahan Sultan Mataram I dengan Ibu Mas Semangkin binti Sunan Prawoto digelar mulai Kamis-Jum’at (5-6/10). Sebagaimana tradisi di masyarakat setempat, haul biasa bertepatan dengan Jumat Wage pada tiap bulan Rabi’ul Awwal.

Sejumlah rangkaian acara mewarnai kegiatan haul. Ziarah massal misalnya, diikuti berbagai kalangan. Para murid SD, MI, dan Madrasah Tsanawiyah sesuai tradisi ziarah massal pada kamis pagi. Para santri Madrasah Diniyah dan TPQ mendapatkan giliran ziarah masal pada kamis siang. Para jamaah pengajian ibu-ibu dan wanita giliran ziarah masal pada kamis sore jelang maghrib.

Ziarah masal bergilir pada malam jumat oleh jamaah bapak-bapak dan kaum laki-laki. Rangkaian acara pun disambung dengan Maulid Nabi Muhammad dari selepas isya sampai pergantian hari.

Khotmil Qur’an secara berjamaah mengawali pagi di hari jumat, sebagai puncak acara sampai berakhir dalam pengajian umum.

“Haul ini adalah tradisi turun temurun yang sudah ada di tengah masyarakat. Hal terpenting adalah menjadi aktivitas yang meningkatkan kerukunan masyarakat”, tutur Syaifudin selaku ketua panitia.

Pangeran Danang Syarif Hadiwoso diperkirakan lahir sekitar tiga tahun sejak penobatan ayahnya sebagai Sultan Mataram, yaitu 1590-an. Ibu Mas Semangkin sendiri adalah keponakan Ratu Kalinyamat yang diperistri Sultan Mataram. Ibu Mas Semangkin kini disemanyamkan di Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, dalam posisi terakhir sebagai senopati atau panglima perang Mataram untuk wilayah Muria.

Di Pemakaman Sentono sebagai tempat bersemayamnya Pangeran Danang Syarif Hadiwoso, ada sejumlah 63 makam yang diyakini masyarakat setempat sebagai keluarga serta pengikut.

Jika dirunut silsilah keluarga, Pangeran Danang Syarif Hadiwoso dilahirkan dari seorang bapak bernama Danang Sutowijoyo bin Ki Ageng Pemanahan bin Ki Ageng Henis bin Ki Ageng Selo bin Ki Ageng Getas Pendowo bin Lembu Peteng bin Brawijaya V. Dari jalur ibu, Pangeran Danang Syarif Hadiwoso dilahirkan oleh Rr. Mas Semangkin atau Ratu Mas Kegaluhan binti Sunan Prawoto bin Sultan Trenggono bin Raden Fatah bin Brawijaya V. Berdasarkan garis nasabnya, ada titik pertemuan antara ayah dan ibu pada leluhur bernama Raja Brawijaya V yang merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit.

(Mustaqim)

Artikel ini telah dibaca 245 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kartini dan Pergeseran Fashion Perempuan

23 April 2024 - 13:58 WIB

Kritis, Kelahiran Anak Muslim Indonesia Melambat

5 April 2024 - 16:10 WIB

Memaknai Mudik: Sebagai Tradisi dan Ajaran Silaturahmi

5 April 2024 - 12:54 WIB

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

Cinta Tanah Air Perspektif Maqashid Syariah

31 Maret 2024 - 11:11 WIB

Akulturasi Budaya Islam-Jawa Lewat Pujian Ba’da Tarawih

30 Maret 2024 - 01:51 WIB

Trending di Headline