JEPARA – Kemacetan yang diperkirakan terjadi dalam karnaval #HarlahNU ke 93 di Jepara, benar-benar terbukti. Ada 104 komunitas atau lembaga yang mendafaftar karnaval membuat kawasan alun-alun Jepara hingga Jalan Pemuda penuh lautan manusia, Ahad (24/04) siang hingga sore.
Ngateman, panitia lapangan dari Lesbumi NU Jepara mengaku kewalahan mengatasi jumlah peserta yang melebihi perkiraan. Menurutnya, peserta yang datang banyak yang tidak mendaftar ke panitia terlebih dahulu sehingga ketertiban peserta harus ditata lebih maksimal.
“Dari 104 yang terdaftar, ada separo yang tidak kami tulis perwakilannya darimana. Kami perkirakan jumlah peserta yang hadir ada 20 ribu karena di data kami, per kelompok ada yang membawa rombongan 300 hingga 500 peserta,” ujarnya di tengah ia memberangkatkan rombongan karnaval dari Depan Pendopo Kabupaten Jepara, Ahad (24/04).
Pantauan www.nujepara.or.id, ribuan peserta itu menghadirkan pelbagai tema, baik yang berkaitan dengan NU, Jepara, Kartini, maupun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan ada rombongan yang membawa spanduk seperti orang demo.
Ada spanduk bertuliskan “Jangan Usir Kami”, “Ora Keno Rebutan, Kene Kabeh Sedulurmu” dan “Gawe Pasar Ra Kondo-Kondo, Gawe Pasar Mekso Uripe Wong Dadi Tambah Rekoso” yang dibawa oleh perwakilan Madrasah Zumrotul Wildan Ngabul. Ada nada protes atas digusurnya pasar Ngabul dalam karnaval #HarlahNU ini.
Yang bernada protes juga nampak dari rombongan karnaval SMP Walisongo Jepara. Mereka menolak santri disebut teroris. Spanduk yang mereka tulis antara lain: “Santri Yes, Teroris No”, “Santri Bukan Teroris”, “Santri Yes, Narkoba No”,
Hampir semuanya menggunakan spanduk bertulis “NU Untuk Jepara”. Penelusuran nujepara.or.id, tema-tema yang diangkat oleh kelompok karnaval antara lain: walisongo, kartini, ratu kalinyamat, adat ngiring manten dengan hewan lamaran Kingkong.
Menurut Shulhan, guru MTs Sulthan Fattah, Sukosono, Kedung, tema adat ngirim manten dipilih karena banyak kyai NU yang memang pengakid mempelai manten di desa-desa. “NU itu untuk semua, termasuk untuk mengurus manten,” katanya.
Marching Band dan tari-tarian mewarnai hampir di semua lembaga pendidikan yang megirimkan delegasinya di karnaval #HarlahNU kali ini. Semakin meriah karena banyak diantara mereka yang mengiring jalannya karnaval dengan shalawatan, lagu mars hubbul whatan, dan lagu-lagu lain untuk menghibur penonton. Replika yang dibuat antara lain ada al-Qur’an raksasa, bola dunia khas NU, kuda, kubah masjid, gazebo, kerajaan, perahu wali dengan ikan-ikan di bawahnya dan sebagainya.
Ada sosok pengeran bersurban yang membawa bendera NU dari MWC Bangsri (diperankan oleh Pak Malik) yang sangat lihai mengendarai kuda hingga mendekati penonton untuk menghibur. Ada juga barongan jelek yang menghantui anak-anak yang menonton sekitar lokasi karnaval. Yang menakutkan adalah karakter nenek peyote dan bungkuk yang sempat membuat beberapa anak terhibur sekaligus menjerit dan tertawa. Ini penampakannya:
Kostum yang dipakai antara lain: busana adat Jawa, santri, walisongo, ratu Kalinyamat, ratu Sima, Kartini, dokter muda, petani, nelayan, pedagang pasar dengan dagangannya, ansor, muslimat, fatayat, ipnu-ippnu, pendekar pagar nusa, PMI, TNI, polisi, pramuka, tukang parkir, guru, dosen, mahasiswa, sarjana, olahragawan, grandong jalanan, pejabat BNN, KPK hingga yang berseragam koruptor.
Foto-foto para pendiri NU hingga presiden dan wakil presiden pun diarak para peserta untuk mengingatkan kembali kecintaan kepada Nahdlatul Ulama dan NKRI. Antara lain yang kena cepret redaksi adalah foto Syaikhona Khlolil Bangkalan, KH Hasyim As’ary, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, Kartini, KH Ilyas Ruhiyat, Kh Idham Chalid, para wali sanga, KH Wahab Hasbullah, KH Bisyri Syamsuri, KH. Mas Alwi Abdul Aziz, hingga Rais Syuriah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Noor.
Saking banyaknya peserta, Gebyar #HarlahNU ini diwarnai insiden pingsannya beberapa peserta karnaval. Mereka langsung ditangani oleh tim medis panitia. “Saya senang sekali mas, NU ternyata lebih besar dari yang saya perkirakan. Semuanya membawa bendera NU dan NKRI,” ujar Andi, penonton di Jl. Pemuda. (abd)