Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Headline · 5 Apr 2024 12:54 WIB ·

Memaknai Mudik: Sebagai Tradisi dan Ajaran Silaturahmi


 ilustrasi Perbesar

ilustrasi

nujepara.or.id. – Lebaran Idul Fitri tinggal menghitung hari. Mudik telah menjadi tradisi dalam perayaan Idul Fitri khususnya di Indonesia, begitu juga di Jepara, Jawa Tengah. Walaupun mudik merupakan rutinitas tahunan atau tradisi tahunan, tetapi mudik sebenarnya bukan hanya tradisi. Mudik merupakan aktifitas sosial yang memiliki spirit, semangat keagamaan yaitu silahtuhrahmi.

Tradisi bersilaturahmi menjadi kekhasan dengan momen Idul Fitri. Mudik merupakan fragmen penjaga warisan historis yang dimulai dari kelompok sosial yang paling kecil, yakni keluarga. Silaturahmi antar anggota keluarga biasanya diiringi dengan motif pengenalan terhadap keteladanan yang coba disampaikan dari anggota keluarga yang lebih tua ke yang lebih muda. Keindahan bersalaman atau sungkem bagi yang muda ke yang tua sangat kental sekali di Jepara.

Tidak heran warga Jepara yang merantau (istilah orang yang bekerja diluar kotanya) pasti pulang atau mudik ketika menjelang Idul Fitri. Walaupun dia bekerja di luar negeri sekalipun. Pesan para sesepuh adalah “sak adoh-adohe olehmu merantau nang, lek bodo mulio” (sejauh-jauhnya kamu merantau, maka kalau hari raya pulanglah). Spirit silatuhrami ternyata adalah ajaran Islam.

Dalam hadis di jelaskan yang artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam” (HR Bukhari).

Dari hadis tersebut menunjukan perintah untuk menyambung silatuhrahmi, dan terus menjaga kekerabatan. Selain untuk bersilatuhrami, momen mudik juga diisi dengan berziaroh ke makam pendahulu. Ini menunjukan mudik merupakan kegiatan yang memiliki dimensi sosial dan spritual yang sudah mengakar kuat khususnya di masyarakat Jepara. Semoga kita semua senantiasa menjaga jalinan silatuhrahmi terhadap keluarga dan juga sesama.

Penulis: Ali Mustofa, Warga Jepara, Dewan Pengarah LTN NU Diwek Jombang, Dosen STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang.

Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Diskusi Pahlawan Jaman Now, Pemdes Tahunan Gandeng Jaringan GUSDURian

10 November 2024 - 20:44 WIB

Ngaji Kitab Minahus Saniyah Jatman MWC NU Tahunan Putaran Lima, Bahas Cinta Dunia

3 November 2024 - 19:14 WIB

MWC NU Kedung Jepara Gelar Acara Spesial untuk Hari Santri 2024

22 Oktober 2024 - 17:10 WIB

Meriah, 1000 Lebih Peserta Ikuti Kemah Santri 2024 MWC NU Donorojo

21 Oktober 2024 - 10:53 WIB

Haul ke-52, Mengenang Sosok KH. Ahmad Fauzan, Ulama Birokrat dan Penyambung Relasi Agama Negara

17 Oktober 2024 - 18:59 WIB

Trending di Headline