Oleh Kiai Hisyam Zamroni*
nujepara.or.id – Interaksi sosial adalah sebuah keniscayaan karena manusia diciptakan “tidak sendiri” sebagaimana digambarkan di dalam al Qur’an; “Ya-ayyuhannas, innaa kholaqnakum min dzakarin wa untsa wa ja’alnakum syu’uban wa qobaila lita’arofu, inna akromakum ‘indallahi atqokum.”
Secarik ayat di atas begitu runtut dimana Gusti Allah SWT memulai dengan kata “menciptakan/kholaqa” manusia dari jenis laki laki dan perempuan. Dari jenis ciptaan yang berbeda namun “berjodoh” tersebut, kemudian Gusti Allah SWT menjadikannya (ja’ala) berbangsa bangsa dan bersuku-suku yang tentu kondisinya akan berbeda dan beragam baik realitas sosialnya, perilaku, budayanya, adat istiadatnya, ekonominya, politiknya, kebutuhan pokoknya dan lain lain.
Perbedaan perbedaan tersebut tidak akan menjadi masalah karena justru perbedaan-perbedaan yang ada diberikan peluang untuk saling berkomunikasi, bersinergis, berdialog satu sama lain sehingga tercipta asimilasi dan akulturasi budaya yang berkembang dan maju.
Dari sana kita bisa melihat bahwa prinsip hidup yang diterapkan Gusti Allah SWT adalah “kesamaan” yang “beragam” sebagai manusia yang dibentuk oleh “lingkungan kecil dan membesarkannya” yaitu diawali dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial, budaya, pendidikan dan lainnya yang berbeda dan beragam satu sama lain.
Oleh karena itu, di hadapan Gusti Allah SWT manusia sama setara. Yang diukur dari “prestasinya” di dunia sebagai bekal di akherat kelak adalah taqwa.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa saling menguatkan satu sama lain walaupun kita berbeda dan beragam. Aamiin Aamiin Aamiin.
*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara