Oleh Kiai Hisyam Zamroni*
nujepara.or.id – Kesukuan (tribes), kebangsaan (nation), perkumpulan (crown), persekutuan (group) dan komunitas (qoum/comunity) adalah keniscayaan sebagai bagian dari tatanan sosial yang satu sama lain boleh jadi saling “mengenal” dan memiliki “tata komunikasi” yang apik.
Hal ini sebagaimana dituangkan di dalam al Qur’an: “Ya Ayyuhalladzina Amanu, la yaskhor qowmun min qowmin ‘asaa an-yakunuu khoiron minhum. Wa la nisaun min nisain ‘asaa an-yakunna khoiron minhunna.”
Gusti Allah SWT menyapa manusia yang sudah “mendeklarasikan” dirinya orang yang “beriman” bahwa komunikasi antar sesama dan antarkomunitas yang santun dan berkualitas adalah pokok dari kekuatan dan identitas di dalam diri sendiri, sukunya, bangsanya, dan komunitasnya.
Ayat di atas sungguh luar biasa dimana prinsip “berkomunitas” yang paling utama dan paling awal harus ditanamkan dalam “ruh komunitas” adalah “berprasangka” dan “mengakui kebaikan” orang lain atau komunitas lainnya. Atau dengan kata lain adalah mampu “nyelehno” atau menomorduakan “ego kebaikan” komunitasnya sendiri.
Sungguh, ini adalah prinsip dan norma “persaudaraan universal” yang menjadikan seseorang dan komunitas apapun mampu memiliki identitas yang egaliter, moderat, toleransi dan santun satu sama lain sehingga tumbuh saling pengertian dan saling menjaga. Ujung proses ini terciptanya situasi yang kondusif dan keharmonisan komunal.
Semoga kita termasuk bagian dari komunitas yang mengedepankan dan mengakui kebaikan-kebaikan sekecil apapun yang dilakukan oleh siapapun atau komunitas manapun. Aamiin Aamiin Aamiin.
*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara