Menu

Mode Gelap
Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia Dosen UNISNU Jepara Raih Gelar Doktor, Usung Akuntabilitas Keuangan Berlandaskan Pemikiran Al-Farabi PPG UNISNU Gelar Bimtek Uji Kompetensi Penguji, Warek 3: Profesional dan Kualitas Guru Harus Kita Tingkatkan Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI

Interaktif Ramadan · 20 Apr 2023 13:27 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan: Mengimplementasikan Abdan Ramadhaniyyan menjadi Abdan Rhabbaniyan 


 Ngaji Tematik Ramadhan: Mengimplementasikan Abdan Ramadhaniyyan menjadi Abdan Rhabbaniyan  Perbesar

Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Satu hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita. Sebulan penuh kita menjalan proses belajar  menjadi “manusia” sebagai “hamba” dan menjadi “manusia”  sebagai “manusia”. 

Ramadhan “menyapa” manusia berupa  “ketundukan dan kepatuhan” menjalankan perintah puasa sebulan penuh yang menjadi “poros ibadah Ilahiyyat” yaitu ibadah yang seluruh “konsekuensinya” baik proses puasanya maupun besar kecil pahalanya adalah menjadi hak “prerogratif” Gusti Allah SWT.

Olehnya, ibadah puasa adalah salah satu  ibadah yang langsung “melangit” yang  berpredikat “muttaqin” atau dengan kata lain Ramadhan menciptakan pribadi pribadi yang memiliki “keshalihan spiritual”. 

Di sisi lain, Ramadhan menciptakan manusia sebagai “manusia”  yang berinteraksi dengan sesama manusia bahkan mahluk hidup lainnya  atas dasar “perilaku” yang baik, santun, lemah lembut, dan dermawan terhadap sesama sehingga Ramadhan menjadi “poros ibadah kemanusian” yang menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki “keshalihan sosial”. 

Kedua predikat ini yaitu keshalihan spiritual dan keshalihan sosial adalah hasil pembelajaran satu bulan penuh di bulan Ramadhan melalui kurikulum yang disebut “Abdan Ramadhaniyyan” yaitu “kurikulum Ilahiyyat”  yang langsung dari Gusti Allah SWT.  

Abdan Ramadhaniyyan tidak boleh berhenti pada saat bulan Ramadhan saja, akan tetapi harus “digeser” pada hari-hari setelah bulan Ramadhan dimana hasil pembelajaran kurikulum Ilahiyyat harus diimplementasikan pada hari-hari setelah Ramadhan yaitu menggeser “muttaqin” yang tercipta pada bulan Ramadhan menjadi “Ittaqillaha haitsu ma kunta”.

Atau dengan kata lain menggeser dari Abdan Ramadhaniyyan menjadi Abdan Rhabbaniyyan yaitu mengejawantahkan kurikulum Ilahiyyat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup yang selalu shalih spiritual dan shalih sosial. 

Karenanya, bila seluruh hidup kita anggap sebagai bulan Ramadhan, maka kelak kita  akan mendapati akhirat kita  sebagai hari raya. 

Semoga kita diberi kekuatan oleh Gusti Allah SWT mampu mengimplementasikan “perilaku Ramadhan” dalam kehidupan sehari hari setelah bulan Ramadhan. Aamiin Aamiin Aamiin

*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

JADWAL Hari Santri Nasional 2025 di Jepara, Ada Muktamar Ilmu, Tanam Mangrove Hingga Santri Award

9 Oktober 2025 - 09:33 WIB

Ini Agenda Hari Santri Nasional di Desa Tahunan yang Wajib Kamu Ketahui

9 Oktober 2025 - 09:07 WIB

Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia

25 September 2025 - 15:27 WIB

Dosen UNISNU Jepara Raih Gelar Doktor, Usung Akuntabilitas Keuangan Berlandaskan Pemikiran Al-Farabi

25 September 2025 - 11:14 WIB

PPG UNISNU Gelar Bimtek Uji Kompetensi Penguji, Warek 3: Profesional dan Kualitas Guru Harus Kita Tingkatkan

25 September 2025 - 10:45 WIB

Tak Punya Lapangan, Warga Perum Kuwasharjo Gelar Upacara di Pos Ronda

18 Agustus 2025 - 07:31 WIB

Trending di Kabar