Menu

Mode Gelap
Mantan Rektor UNISNU Dr. Sa’dullah Tutup Usia, Sang Lentera Filsuf Santri Rayakan Harlah ke-79, Muslimat NUYPM NU Cabang Jepara Gelar Gebyar Lomba PAUD dan TPQ Bingung?? Mana Dulu, Aqiqah atau Kurban Dulu, Atau Bersamaan dengan Satu Kambing? PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan, Kini Lebih Modern Pengurus Ranting NU Lebak Resmi Dilantik, Komitmen Khidmah lanjutkan Perjuangan

Interaktif Ramadan · 25 Mar 2023 03:46 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan, Say Hello dalam Islam


 Ngaji Tematik Ramadhan, Say Hello dalam Islam Perbesar

Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Semua agama mempunyai kata “sapa pembuka” sebagai sebuah upaya saling menyapa (say hallo), mengenal (ta’aruf), memahami (tafahum) dan bahkan saling menolong (ta’awun).

Begitu pula dalam Islam juga  memiliki kata sapa pembuka yang indah dan istimewa yaitu; Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Sapaan pembuka di atas, memiliki tiga “rasa empati” terhadap siapapun yang menjadi “subyek sekaligus obyek” saat aktivitas saling menyapa.

Pertama; saling menebar kedamaian (salam). Kedua; saling menebar kasih sayang. Dan yang Ketiga; saling menebar keterbukaan/menerima dan memberi (barokah).

Sungguh sebuah “realitas kemanusiaan” yang sangat indah dan istimewa dimana setiap mengawali “perjumpaan” ataupun awal sebuah “percakapan” dengan kalimat saling mempunyai komitmen untuk saling tersenyum renyah enjoy bahagia menebar kedamaian.

Juga kasih sayang dan keberkahan sebagai proses pembentukan perdamaian antar sesama, antar suku, antar agama, antar bangsa dan antar negara sehingga mampu mewujudkan peradaban dunia yang maju dan  mulia.

Kita harus tahu dan paham bahwa “salam” yang kita ucapkan adalah indah dan istimewa. Kita juga harus mampu membawa marwah “salam” agar ada kesinambungan saat “unjuk salam”, yang diperbincangkan dengan perilaku kita sehari hari.

“Unjuk salam” juga mempunyai konsekuensi tidak boleh diawali dengan kata apapun saat kita ucapkan di awal sapa pembuka. Saat menjawab salam yang disampaikan siapapun juga harus lebih sempurna.

Semisal ada seseorang yang mengatakan “Assalamu’alaikum” saja. Maka yang mendengar harus menjawab dengan kalimat yang lebih panjang dan sempurna semisal “Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh.”

Hal ini menunjukkan bahwa “unjuk salam” merupakan prinsip simbiosis mutualisme yang sangat penting sebagai sebuah proses pembentukan karakter personal, budaya sosial dan peradaban yang maju, unggul, santun dan mulia.

Semoga Gusti Allah SWT memberikan kedamaian, kasih sayang dan keberkahan kepada kita semua… Aamiin Aamiin Aamiin

*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara

Artikel ini telah dibaca 78 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mantan Rektor UNISNU Dr. Sa’dullah Tutup Usia, Sang Lentera Filsuf Santri

2 Juni 2025 - 15:58 WIB

Rayakan Harlah ke-79, Muslimat NUYPM NU Cabang Jepara Gelar Gebyar Lomba PAUD dan TPQ

1 Juni 2025 - 12:15 WIB

Salah seorang peserta lomba vocal anak Muslimat NU menunjukkan kemampuan terbaiknya saat kegiatan Lomba PAUD dan TPQ yang digelar YPMNU Cabang Jepara, Sabtu (31/5/2025).

PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan, Kini Lebih Modern

31 Mei 2025 - 12:17 WIB

Pengurus Ranting NU Lebak Resmi Dilantik, Komitmen Khidmah lanjutkan Perjuangan

27 Mei 2025 - 22:20 WIB

Buka Peluang Kemitraan, KBRI Riyadh Jalin Kerjasama dengan UNISNU di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

27 Mei 2025 - 22:11 WIB

LOGIKA-SUFI BILANG: “IQTIFAAN-BIL-JATMAN NU!” 

13 Mei 2025 - 06:31 WIB

JATMAN
Trending di Kabar