Menu

Mode Gelap
Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

Headline · 6 Okt 2023 00:50 WIB ·

PCNU Jepara Tegak Lurus Tolak Sekolah Sistem Fullday


 PCNU Jepara Tegak Lurus Tolak Sekolah Sistem Fullday Perbesar

nujepara.or.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara tolak sistem fullday pada sekolah. Tujuannya, jaga stabilitas sekolah Madrasah Diniyah, juga tegak lurus terhadap pimpinan.

Sekretaris PCNU Jepara, Kiai Ahmad Sahil menilai, sistem sekolah fullday berimbas pada Madrasah Diniyah, baik tingkat pertama maupun tengah. Pasalnya, sistem fullday menggerus waktu para pelajar di Jepara.

Diketahui, sekolah fullday, berlangsung dari pagi hingga sore hari, berkisar jam 15.00 WIB atau 16.00 WIB. Sementara Madrasah Diniyah berlangsung sama dengan jam kepulangan sekolah sistem fullday.

“Saya seperti Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) pusat, ikut menolak, karena di Kabupaten Jepara banyak sekali sekolah Madrasah Diniyah baik awwaliyah maupun wustho yang kena imbasnya. Contoh, Madrasah Diniyah semakin sepi karena pelajar sudah kecapean,” papar Gus Sahil, Selasa (3/10/23).

Padahal selama ini, kata dia, Madrasah Diniyah telah memberikan banyak kontribusi terhadap bangsa dan negara, khususnya membangun karakter anak-anak usia sekolah di Jepara. Sehingga, penolakan tersebut muncul.

Berangkat dari hal tersebut, pihaknya berharap agar pemerintah mempertimbangkan kembali ihwal penolakan sistem fullday. Bahkan, kalau perlu, pemerintah justru menguatkan Madrasah Diniyah dengan mengafirmasi keberadaan ijazah kelulusan.

“Madrasah Diniyah sudah berjasa besar terhadap peneguhan dalam pembangunan karakter anak bangsa. Jadi, lebih baik sistem fullday dihapuskan, dan pelajar digiring ke Madrasah. Setelah itu, pemerintah bisa mengakui ijazah Madrasah dijadikan prasyarat diterimanya anak-anak di sekolah negeri,” ujar dia.

Sementara itu, Forum Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2023 menolak kebijakan sekolah lima hari yang membuat jam sekolah bertambah hingga sore hari (fullday school).

“Rekomendasi kami adalah tidak melaksanakan full day school yang diterjemahkan dari lima hari kerja ini,” kata Koordinator Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah KH Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) ketika membacakan hasil rekomendasinya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/9/23).

Artikel ini telah dibaca 113 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus

5 Juli 2025 - 17:39 WIB

Ranting NU Demangan Catatkan Sejarah, Lantik Tiga Banom Sekaligus dalam Acara Lailatul Ijtima’

27 Juni 2025 - 11:45 WIB

NASAB SYAIKH ABDUL HAMID KUDUS CUCU KHATHIB MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS

19 Juni 2025 - 12:45 WIB

Enterpreneurship, Dari Musala ke Marketplace, Kiprah GP Ansor Mendorong UMKM Naik Kelas

13 Mei 2025 - 06:04 WIB

Ansor Jepara

NU dan GP Ansor Sukosono Gelar Takbir Keliling Bersama Pemerintah Desa dengan Tema ‘Menjaga Pribadi Islami di Tengah Gempuran Teknologi’

31 Maret 2025 - 23:46 WIB

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Trending di Bahtsul Masail