JEPARA – Pengurus MWCNU Bangsri Jepara melaksanakan kirab Persatuan sebagai rangkaian kegiatan Harlah NU ke-93 yang bertempat di Gedung MWC NU Kecamatan Bangsri, Ahad (17/04).
Kirab Persatuan ini dimaksudkan untuk lebih menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan kepada warga Nahdhiyyin. NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa.
Dalam kirab yang diikuti ribuan peserta tersebut, melibatkan seluruh lembaga dan banom-banom NU di Kecamatan Bangsri, di antaranya adalah; PAC Fatayat NU Bangsri, Muslimat NU Bangsri, PAC GP. Ansor Bangsri, dan juga rombangan-rombongan perwakilan dari 18 Ranting NU se-Kecamatan Bangsri.
Adapun rangkaian kegiatan dalam Harlah NU ke-93 ini adalah perlombaan Bulu Tangkis, Festival Rebana Klasik, Khitanan Massal dan Khotmil Qur’an bil Ghoib. Sebagai puncak acara adalah Kirab Persatuan yang kemudian dilanjutkan dengan Pelantikan Pengurus MWC NU Kec. Bangsri, PAC IPNU/IPPNU Kec. Bangsri dan ditutup dengan Pengajian Umum.
Pengurus MWC NU Kecamatan Bangsri masa Khidmat 2016-2021 yang dilantik adalah KH. Anshori Ali, SE sebagai Rais Syuriah dan K. M. Ihsan, S.Ag sebagai Ketua Tanfidhiyahnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh segenap Muspika Kecamatan Bangsri, Bupati Jepara KH. Ahmad Marzuki, PC NU Jepara Gus Yatun, dan PW NU Jawa Tengah Dr. KH. Abu Hafsin.
Ihsan, S.Ag mengatakan dalam sambutannya bahwa NU merupakan organisasi kemasyarakatan yang didirikan oleh para ulama dengan menjadikan Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ Ulama’, dan Qiyas sebagai landasan hukum. Oleh karena itu, segenap pengurus dan warga NU harus senantiasa mengamalkan dan menghayati ajaran Aswaja ini.
Hayatun selaku Ketua PCNU Jepara menandaskan pentingnya para pengurus NU untuk mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama dan semua peraturan organisasi serta senantiasa mengagungkan dan mentaati fatwa para Ulama demi terciptanya Umat yang bermartabat.
Sedangkan Bupati Jepara Bapak KH. Ahmad Marzuki, SE mengimbau kepada seluruh warga NU agar senantiasa menjaga tradisi-tradisi luhur dari Ulama serta ikut aktif berpartisipasi dalam pembangunan Kabupaten Jepara.
750.000 lebih dari penduduk Jepara adalah warga nahdhiyyin, maka maju mundurnya Jepara adalah tergantung kepada Nahdlatul Ulama. Jepara bisa maju jika NU-nya maju, begitu juga sebaliknya, Jepara akan mundur jika NU-nya mundur.
Sementara itu Dr. KH. Abu Hafsin, Ketua PW NU Jawa Tengah mengamanatkan kepada segenap Pengurus NU di semua lapisan, khususnya Pengurus MWC NU Kecamatan Bangsri agar senantiasa menjadikan Khittoh NU 1926 sebagai landasan dalam menjalankan organisasi NU. Dalam konstelasi politik di semua tingkatan, NU wajib netral, tidak boleh ikut dalam politik praktis.
Sedangkan dalam konteks kebangsaan, NU tetap konsisten mengawal dan mempertahankan keutuhan NKRI. Kita tidak ada kompromi terhadap siapapun yang hendak memecah-belah Indonesia. (burhan/sm)