Menu

Mode Gelap
Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya Zakat Fitrah di Era Digital: Bolehkah Membayar Secara Online?

Hujjah Aswaja · 15 Agu 2023 07:19 WIB ·

Tantangan LDNU Jepara Mewujudkan Kesetaraan Dakwah Era Digital


 Tantangan LDNU Jepara Mewujudkan Kesetaraan Dakwah Era Digital Perbesar

nujepara.or.id – Media sosial menjadi ancaman sekaligus peluang bagi para dai dan daiyah. Momentum positif dan negatif dalam dunia dakwah tersebut tidak lagi jadi persoalan mudah. Selain kemampuan berkomunikasi yang baik, perlu juga penguasaan pemetaan segmentasi masyarakat penerima pesan.

Secara spesifik, para penceramah dalam era digital melalui media sosial menghadapi situasi matinya keulamaan. Masyarakat menjelma menjadi ahli segala ahli, termasuk menjadi ulama jadi-jadian. Setiap orang merasa bisa dan mampu berbicara tentang agama hanya mengandalkan browsing internet tanpa kemampuan pemilihan sumber dan pemahaman yang otoritatif.

Merespon realitas dakwah demikian, membuat Lembaga Dakwah NU (LDNU) PCNU Jepara merasa perlu mengadakan pelatihan dai dan daiyah milenial. Kegiatan diselenggarakan di Aula Gedung Kementerian Agama Kabupaten Jepara, pada 6 Agustus 2023 kemarin.

Hadir tiga pemateri berdasarkan tiga isu utama dalam pelatihan yang dihadiri lebih dari 100 orang para dai dan daiyah NU Jepara, serta aktivis Fatayat NU se-Jepara.

Dr. K. Abdul Wahab Saleem mengungkapkan bahwa tantangan utama dakwah melalui media sosial adalah isu radikalisme. Betapa banyak tema-tema intoleransi beragama yang mengarah pada aksi kekerasan, mudah ditemukan dalam pencarian internet dan akun-akun media sosial. “Jepara sebagai bagian kota santri mesti siap menghadapi tantangan itu. Karena faktanya sudah ada jaringan teroris serta radikalis di Jepara”, ungkap sosok yang juga menjabat dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara.

Selain itu, narasumber lain Dr. K. Muh Khamdan menggambarkan trend serta dinamika dakwah di kalangan muslim urban dan artis “hijrah” perkotaan. Proyeksi dakwah di Jepara oleh sosok lulusan doktoral UIN Syarif Hidayatullah Jakarta misalnya, dipetakan berdasarkan wilayah urban dan industri yang kian berkembang di kawasan Jepara bagian Selatan. Salah satu poin yang direkomendasikan adalah pentingnya keseimbangan jumlah dai dan daiyah agar memenuhi segmentasi dakwah di masyarakat.

Pembekalan sekaligus penguatan keterampilan dakwah disampaikan oleh KH. Mahrus Ali, mantan ketua LDNU Jepara periode 2010-2015. Dalam pandangan mubaligh asal Mayong dan lulusan Pesantren di Lasem ini, kesiapan untuk menyampaikan pesan mesti dilatih sedini dan sesering mungkin, bahkan perlu dibuat ajang kompetisi rutin. “Sosok dai dan daiyah akan mudah serta luwes menyampaikan pesan keagamaan dengan baik jika dibentuk dari kebiasaan penilaian terus menerus”, pesannya menyemangati para peserta sampai di sore hari.

(Shuhada Sholikhin)

Artikel ini telah dibaca 212 kali

Baca Lainnya

Syair Para Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

27 Januari 2025 - 11:52 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Semangat Kepahlawanan dan Jiwa Altruisme Sosial

8 November 2024 - 15:47 WIB

MWC NU Tahunan Serukan Jaga Kondusifitas Selama Pilkada

2 November 2024 - 13:32 WIB

YPMNU Jepara Adakan Simulasi Manasik Haji

1 November 2024 - 20:32 WIB

Jagong Ngayeng di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024 - 06:58 WIB

Trending di Hujjah Aswaja