Menu

Mode Gelap
Peneliti dan Akademisi dari Singapura Kunjungi MA NU Al-mustaqim, Beri Pesan Ini untuk Santri dan Pelajar NU – Muhammadiyah Jepara Siap Kawal Pilkada Berkualitas, Ini 6 Komitmen dan Seruan untuk Para Stakeholder MATAN: Oase Pergerakan Tasawuf Milenial Genjot Kualitas SDM, YPMNU Gelar Pembekalan untuk Pengurus, Guru PAUD & TPQ Muslimat NU Kecamatan Jepara 2 Nama Terlalu Sedikit, Lebih Banyak Calon Lebih Baik

Hujjah Aswaja · 19 Apr 2024 08:40 WIB ·

Pendidikan Karakter Anak Pada Saat Idulfitri


 Ilustrasi santri merayakan Idulfitri. Perbesar

Ilustrasi santri merayakan Idulfitri.

Oleh : Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)

nujepara.or.id – Teori pendidikan Ta’limul Muta’allim yang diajarkan oleh Syech Imam Az – Zarnujiy adalah sebuah “sistem pendidikan” yang mengedepankan “teori relasi” yaitu relasi antara ilmu, santri, guru, teman, prilaku dan wali santri.

Kekuatan “teori relasi” ini adalah satu kesatuan yang “daur tasalsul” yaitu mengkait satu sama lain sehingga membentuk “karakter” yang “utuh” antara ilmu, santri, guru, teman dan wali santri. Ke-empatnya adalah subyek ilmu yang rentang waktunya “lintas batas generasi” sebagaimana kita lihat dalam tradisi “unjung” santri dan bapaknya kepada gurunya pada saat Idulfitri.

Idulfitri dan fenomena unjung santri dan walinya kepada gurunya.

Idulfitri adalah sebuah moment mempertemukan baik person by person maupun komunitas by person, juga komunitas by komunitas, seperti halnya pertemuan atau sillaturrahim halal bi halal antara santri dan gurunya.

Pada saat Idulitri, unjung halalbihalal antara santri dan guru adalah “fenomena unik” yang jika diurai tidak akan pernah putus. Saat santri bersama wali/orang tuanya unjung halal bi halal kepada gurunya, yang terjadi adalah ternyata sang guru adalah guru orang tuanya dan atau sang guru adalah putra dari orang tuanya, begitu seterusnya sampai “turun menurun” lintas generasi.

Fenomena unik ini memunculkan sebuah “teori relasi” yang “abadi” di mana “lingkaran relasi” yang begitu panjang kait mengkait sehingga memproduksi “karakter yang berkelanjutan” di mana “lingkaran relasi ilmu” tidak hanya menciptakan “Pedagogy of Hope” akan tetapi lebih mendalam yaitu membentuk “pola mindset” sampai pada pembentukan “Pedagogy of Heart” yang produk akhirnya adalah pembentukan “karakter yang sustainable” lintas generasi.

Lebih jauh lagi, di mana Idulfitri dalam konteks “teori relasi” ini bahwa relasi tidak hanya bersifat “profan” tapi juga bersifat “ukhrowi” di mana posisi santri, orang tua dan guru menciptakan “relasi langit” yang kelak antara santri, orang tuanya dan guru akan dipertemuan dan berkumpul bersama di syurga.

Semoga kita kelak dipertemukan guru guru kita di syurga. Aamiin Ya Robbal Aalamiin.

Artikel ini telah dibaca 108 kali

Baca Lainnya

Utawi Syaikh Nawawi Bin Umar Al-Jawi : Tidaklah “Meng-itsbat” Nasab Haba’ib!

14 Mei 2024 - 08:29 WIB

Ilustrasi gambar

Filosofi Makna Budaya Kupat dan Lepet dalam Perayaan Idulfitri

9 April 2024 - 05:48 WIB

Rebutan kupat lepet saat pesta lomban

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (29)

9 April 2024 - 05:03 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

9 April 2024 - 04:54 WIB

Ruh manusia ilustrasi

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

8 April 2024 - 03:45 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (27)

7 April 2024 - 05:19 WIB

Mbah Soleh Darat
Trending di Hujjah Aswaja