Menu

Mode Gelap
Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara Angkatan ke-10 PD-PKPNU Resmi Digelar di MWCNU Kalinyamatan Jepara Mantan Rektor UNISNU Dr. Sa’dullah Tutup Usia, Sang Lentera Filsuf Santri Rayakan Harlah ke-79, Muslimat NUYPM NU Cabang Jepara Gelar Gebyar Lomba PAUD dan TPQ

Headline · 16 Sep 2024 16:18 WIB ·

RELIEF MASJID MANTINGAN: OBJEK POST-FACTUM YANG MENJADI SUMBER INSPIRASI


 RELIEF MASJID MANTINGAN: OBJEK POST-FACTUM YANG MENJADI SUMBER INSPIRASI Perbesar

nujepara.or.id-Penelitian terkait relief masjid Mantingan tentu sudah banyak disajikan dan dengan mudah kita temukan melalui publikasi jurnal maupun buku hasil penelitian, namun hal tersebut belum banyak menarik perhatian kalangan industri kerajinan untuk mengangkatnya dalam berkarya.
Relief masjid Mantingan sendiri sejatinya adalah objek seni yang berkualitas tinggi dan dikerjakan oleh nenek moyang masyarakat Jepara pada masa lalu, mereka mempersembahkan karya terbaik pada masa itu untuk para penguasa atau dikenal sebagai seni feodal, pada masa itu mereka tentu menganggap bahwa karya itu adalah seni kualitas terbaik dan kualitas tertinggi pada masa itu.
Pada masa R.A. Kartini muncul kesadaran pentingnya mewadahi pada seniman ukir yang telah memiliki keahlian ukir secara turun-temurun untuk meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga era itu dikenal sebagai tonggak dimulainya era industri mebel ukir Jepara.
Di Indonesia dikenal sepuluh ragam hias ukir tradisional yang lahir pada masa sekolah Openbare Ambarchtsschool (berdiri 1929), sekolah kejuruan yang terdorong oleh pendidikan ukir yang dirintis oleh R.A. Kartini, para guru dan siswa sekolah tersebut berhasil merumuskan ragam hias yang mereka jumpai di berbagai artefak pada candi-candi di Nusantara.
Pada masa R. Ngabehi Prodjo Soekemi yang memimpin Openbare Ambarchtsschool antara tahun 1929 sampai 1934 berhasil merumuskan ragam hias Majapahit dan Mataram, dan pada tahun-tahun selanjutnya ragam hias ukir tradisional berhasil diidentifikasi berdasarkan karakteristiknya, sehingga saat ini kita mengenal ragam hias ukir yang lain seperti ragam hias Surakarta, ragam hias Madura, ragam hias Pekalongan dan lain-lain yang dikenal sebagai sepuluh ragam hias atau motif ukir tradisional.
Seperti apa yang dilakukan pada para guru dan siswa Openbare Ambarchtsschool, maka ragam hias ukir Mantingan sepatutnya juga bisa diangkat menjadi bagian dari ragam hias ukir tradisional sebagaimana sepuluh ragam hias ukir tradisional lainnya yang telah menjadi ragam hias klasik.
Upaya untuk merumuskan ragam hias ukir masjid Mantingan perlu dilakukan dan dipublikasikan untuk memperkaya khazanah seni ragam hias Indonesia sehinga dapat dimanfaatkan sebagai seni ornamen yang lebih luas baik dalam industri kerajinan maupun elemen arsitektur.

Penulis : A. Subhan (Pengurus LTN NU Jepara)

Artikel ini telah dibaca 248 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ranting NU Demangan Catatkan Sejarah, Lantik Tiga Banom Sekaligus dalam Acara Lailatul Ijtima’

27 Juni 2025 - 11:45 WIB

NASAB SYAIKH ABDUL HAMID KUDUS CUCU KHATHIB MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS

19 Juni 2025 - 12:45 WIB

Enterpreneurship, Dari Musala ke Marketplace, Kiprah GP Ansor Mendorong UMKM Naik Kelas

13 Mei 2025 - 06:04 WIB

Ansor Jepara

NU dan GP Ansor Sukosono Gelar Takbir Keliling Bersama Pemerintah Desa dengan Tema ‘Menjaga Pribadi Islami di Tengah Gempuran Teknologi’

31 Maret 2025 - 23:46 WIB

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Zakat Fitrah di Era Digital: Bolehkah Membayar Secara Online?

29 Maret 2025 - 10:55 WIB

Trending di Bahtsul Masail