Menu

Mode Gelap
Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara

Headline · 19 Sep 2024 11:56 WIB ·

Masjid Mantingan adalah Bangunan Hindu, Benarkah?


 Panel Relief Masjid Mantingan Menggambarkan Adegan Ramayana dibalik Relief Motif Tumbuh-tumbuhan. 
Sumber: Abdul Kadir, 1979
Perbesar

Panel Relief Masjid Mantingan Menggambarkan Adegan Ramayana dibalik Relief Motif Tumbuh-tumbuhan. Sumber: Abdul Kadir, 1979

nujepara.or.id Masjid Mantingan dibangun pada abad ke-16 sesuai dengan sengkalan di atas mihrab masjid yang berbunyi Rupa Brahmana Warna Sari, jika dikonversi maka muncul tahun angka 1481 Saka atau 1559 Masehi, masjid didirikan di atas sebuah dataran tinggi di desa Mantingan kabupaten Jepara.

Pada tahun 1982 diadakan pameran kepurbakalaan di kota Pekalongan, seorang arkeolog Universitas Gajah Mada (UGM) bernama Drs. Kusen sangat tertarik dengan beberapa panel batu relief dari masjid Mantingan yang ikut dipamerkan.

Dalam reportasenya, Kusen menjumpai beberapa kenyataan bahwa panel batu tersebut diukir pada kedua sisinya dan memiliki gaya ukir yang berbeda, satu sisi menggambarkan episode epos Ramayana dan motif dedaunan pada sisi yang sebaliknya.

Panel batu tampak sengaja dipotong untuk untuk membentuk relief dedaunan sehingga panel relief Ramayana menjadi tidak sempurna, dan yang menarik perhatiannya lagi adalah wajah sosok Rama, Laksmana dan sosok kera pada penel-panel batu tersebut sengaja dirusak sedangkan bagian yang lain tidak.

Kusen berpendapat bahwa dimungkinkan bangunan masjid Mantingan dulunya merupakan bangunan suci yang bercorak Hindu, mengingat masjid Mantingan dirikan pada masa transisi dari kepercayaan Hindu-Budha ke agama Islam.

Perubahan tempat suci agama lain menjadi masjid juga pernah terjadi di belahan dunia yang lain, di Turki pada tahun 1453 Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid oleh Sultan Muhammad Al-Fatih sekaligus dijadikan simbol kemenangannya atas Romawi Timur.

Kebenaran klaim bahwa masjid Mantingan dulunya merupakan bangunan suci umat Hindu memang tidak dipastikan kebenarannya, namun keberadaan masjid Mantingan dengan ornamen reliefnya membuktikan bahwa pemuka agama Islam pada masa itu menunjukkan betapa tingginya pengertian mereka terhadap kondisi masyarakat saat itu.

Para Pemuka agama Islam sadar bahwa saat itu merupakan masa transisi sehingga pemurnian agama Islam secara drastis akan menimbulkan konflik sosial dan akan menghilangkan simpati masyarakat terhadap agama Islam.

Penulis: A. Subhan (Pengurus LTN NU Jepara)

Artikel ini telah dibaca 103 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Diskusi Pahlawan Jaman Now, Pemdes Tahunan Gandeng Jaringan GUSDURian

10 November 2024 - 20:44 WIB

Ngaji Kitab Minahus Saniyah Jatman MWC NU Tahunan Putaran Lima, Bahas Cinta Dunia

3 November 2024 - 19:14 WIB

MWC NU Kedung Jepara Gelar Acara Spesial untuk Hari Santri 2024

22 Oktober 2024 - 17:10 WIB

Meriah, 1000 Lebih Peserta Ikuti Kemah Santri 2024 MWC NU Donorojo

21 Oktober 2024 - 10:53 WIB

Haul ke-52, Mengenang Sosok KH. Ahmad Fauzan, Ulama Birokrat dan Penyambung Relasi Agama Negara

17 Oktober 2024 - 18:59 WIB

Trending di Headline