NU itu fenomenal. Ada yang menarik saat kita amati gerakan NU di masa-masa pageblug global virus corona sekarang ini khususnya acara yang dihelat secara global atau mendunia tadi malam dengan tema besar “Doa bersama dan Pertaubatan Global.”
NU telah mendahului bergerak lintas batas dunia daripada apa yang selama ini banyak dihalunisasikan yaitu hanya ngomong kekuasan islam politik global oleh sebagian orang. Rasanya ada yang malu ketika para pengusung khilafah dengan jargonnya menguasai dunia dan hanya menyerang sana-sini tapi terkunci rapat tidak bisa berbuat apa pun secara global bahkan terkungkung dalam kebingungannya yang enaknya ngomong mereka; “aku ini bisa apa?” Katanya lagi; “gue bervisi kekuasaan islam global” tapi kok tidak bisa berbuat apa-apa secara global.
Globalitas ide dan gerakan boleh jadi diawali dari satu titik mercusuar yang meminjam istilah Mc. Luhan adalah Global Village bukan nggladrah dengan harus menyodorkan semua serba global dan dapat dilihat; NU lah satu titik mercusuarnya yg auranya menetes ke seluruh penjuru dunia. Dalam bahasa jawanya berkahi alam dunyo kabeh.
Melalui acara global tadi malam yang dihelat oleh NU dan diikuti oleh perwakilan PCINU dari berbagai negara di dunia membuktikan bahwa gerakan NU melampaui halunisasi khilafah yg selama ini digembar-gemborkan oleh sebagian orang yang justru kapasitas keglobalannya dipertanyakan.
Dari sana, kita harus sadar bahwa Indonesia yang secara historis menjadi pilihan founding fathers adalah tidak hanya menjadi realitas komunitas lokal/state tapi lebih dari itu akan merambah menjadi realitas komunitas global sebagaimana step by step NU telah memulainya.
Mengikuti alur pemikirannya Gus Ulil Abshar Abdalla janganlah kita mau dibodoh-bodohi oleh orang justru bodoh.
Saya yakin dengan istikharahnya para masyayikh saat mendirikan NU dan Negara Indonesia,–atas ridho Gusti Allah SWT,–akan menjadi titik mercusuar dunia. Amin Amin Amin.