Menu

Mode Gelap
Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang Isra’ Mi’raj: Relasi Langit dan Bumi Ini Agenda Muskercab 3 PCNU Jepara, Simak Penjelasannya Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati

Hujjah Aswaja · 30 Mei 2023 02:17 WIB ·

Pancasila dan Godaan Ideologi Dunia


 Pancasila dan Godaan Ideologi Dunia Perbesar

Oleh Kiai Hisyam Zamroni

Dalam perjalanan sejarahnya, Pancasila banyak “menggoda” ideologi ideologi lain baik menggoda ideologi “kanan” maupun menggoda ideologi “kiri”.

Ideologi “kanan” mengkritisi dan menganggap Pancasila hanya sebuah “pemikiran manusia” yang tidak sesuai dengan “ajaran agama” bahkan secara ekstrim pengamal ideologi “kanan” menyebut Pancasila sebagai “thoghut”.

Berbeda dari ideologi “kanan” adalah ideologi “kiri” yang menganggap Pancasila adalah ideologi yang terlalu ikut campur dalam problematika “privat”, — baik tentang kebebasan individu maupun beragama, — dan abai terhadap problematika sosial.

Pertarungan dan cara pandang antara ideologi “kanan” dengan ideologi “kiri” dalam “mentafsirkan” Pancasila sama sama menggunakan pendekatan “ekstrim” yang di ukur dengan “ego-tafsirnya” masing masing sehingga mereka terjebak dan melupakan tafsir “historitas” dan “budaya” yang multi-ras dan multikultural.

Historitas Indonesia menjadi merdeka adalah hasil perjuangan para pahlawan kusuma bangsa bukan hasil “pemberian” para penjajah sehingga Pancasila adalah proses sublimasi historis yang merupakan sebuah usaha untuk merubah atau memperbaiki pemikiran masa lalu menjadi pemikiran yang berkembang dari waktu ke waktu dan dapat diterima oleh masyarakat.

Di sisi lain, Realitas sosial dan budaya Indonesia adalah majmuk dan multikultural. Masyarakat majmuk adalah masyarakat yang heterogen atau beragam lintas suku, ras dan lintas interaksi sosialnya. Sedangkan realitas budaya Indonesia adalah multikultural yang memiliki beragam budaya atas dasar beragamnya cara pandang, nilai, dan suku yang menyebar di se-antero nusantara.

Dari kondisi diatas, ideologi “kanan” maupun ideologi “kiri” gagal paham mentafsirkan Pancasila yang mereka maknai “ego-ekstrim’ atas dasar cara pandang mereka yang monolitik dan mono-sentris baik dari sisi historis maupun sosio-cultural.

Gagal paham mereka ini tidak sebatas hanya menjadi “konsep” lebih dari itu, kemudian mereka paksakan menjadi sebuah “gerakan” untuk mengubah Pancasila yang berasal dari ideologi “kanan” disebut gerakan “radikalisme” yang kemudian meningkat satu digit menjadi “terorisme”, sedangkan gerakan yang berasal dari ideologi “kiri” disebut “revolusi” yang kemudian meningkat satu digit menjadi “ekstrimisme”.

Percobaan “kudeta” terhadap Pancasila oleh kedua ideologi diatas, mengapa selalu “gagal”? Jawabannya sederhana: Karena mereka gagal paham terhadap proses historitas dan realitas sosial budaya yang beragam yang dimilliki Indonesia. Olehnya Pancasila semenjak lahir sampai sekarang, siapa pun menyebutnya adalah sejak lahir Pancasila “Sakti” dan bahkan mampu “menggoda” ideologi ideologi lain di seluruh dunia yang sekarang ini satu persatu tumbang.

Selamat hari lahir Pancasila yang merupakan Pancaran Sinar Ilahi : 1 Juni 2023.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Syair Para Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

27 Januari 2025 - 11:52 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Semangat Kepahlawanan dan Jiwa Altruisme Sosial

8 November 2024 - 15:47 WIB

MWC NU Tahunan Serukan Jaga Kondusifitas Selama Pilkada

2 November 2024 - 13:32 WIB

YPMNU Jepara Adakan Simulasi Manasik Haji

1 November 2024 - 20:32 WIB

Jagong Ngayeng di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024 - 06:58 WIB

Trending di Hujjah Aswaja