Menu

Mode Gelap
Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

Kabar · 20 Okt 2017 03:10 WIB ·

Agus Sunyoto: G30S PKI “Film Dongeng”


 Agus Sunyoto: G30S PKI “Film Dongeng” Perbesar

KH Agus Sunyoto


Jepara – Ketua Umum PP Lesbumi PBNU, KH Agus Sunyoto satu ketika pernah ditanya oleh salah satu media mainstream soal film G30S PKI. Menjawab pertanyaan itu, “silakan ditonton!” begitu jawab Kiai Agus Sunyoto.
Tetapi penulis buku Atlas Walisongo itu menegaskan bahwa menurutnya itu “film dongeng”. “Tanggal 30 September ada peristiwa apa? tanya dia.
Pernyataan itu mengemuka dalam bedah buku Atlas Walisongo yang diselenggarakan oleh PCNU Jepara di ruang rapat Setda, Pemkab Jepara, Rabu (18/10/2017) kemarin.
Didampingi Rais Syuriah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Noor Umar, dia menjelaskan tanggal 30 September tidak ada peristiwa apa-apa. Penculikan para Jenderal, kata sejarahwan itu tanggal 1 Oktober pukul 5 pagi. “Sumbernya jelas ada di arsip nasional,” tandasnya.
Di hadapan peserta bedah buku, Kiai Agus menyatakan ada hal yang ganjil. “Tanggal 30 September yang tidak ada peristiwa apa-apa malah disuruh untuk mengibarkan bendera setengah tiang. Sedangkan tanggal 1 Oktober para Jenderal diculik malah disuruh mengibarkan bendera penuh.”
Gus Dur, sewaktu masih hidup juga pernah ditanya oleh salah satu TV nasional. Kata Kiai Agus “PKI kok ditakuti” begitu jawab Gus Dur. Menurut Gus Dur, PKI yang dari golongan tani tidak perlu ditakuti. Yang patut diwaspadai hingga sekarang ia kelompok sosial demokrat (sosdem).
Karena itu agar tidak terjadi pembodohan sejarah yang berlarut-larut PBNU sedang getol membikin sejarah sendiri dengan pendekatan sejarah emic. “Sejarah dengan kacamata sendiri (NU, red),” terangnya yang pernah memperoleh penghargaan buku fiksi terbaik dari Islamic Book Fair tahun 2013 lalu. (sm)

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara

21 April 2025 - 11:19 WIB

Majelis Alumni IPNU-IPPNU Kecamatan Nalumsari foto bersama di sela-sela kegiatan Reuni dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H, Minggu (20/4/2025)

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

14 April 2025 - 23:08 WIB

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

14 April 2025 - 22:57 WIB

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus

13 April 2025 - 07:12 WIB

Halalbihalal Idulfitri 1446 H di Auditorium Unisnu Jepara

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Zakat Fitrah di Era Digital: Bolehkah Membayar Secara Online?

29 Maret 2025 - 10:55 WIB

Trending di Bahtsul Masail