Nujepara.or.id – Triad KRR adalah tiga risiko yang banyak dihadapi para remaja yakni seksualitas, NAPZA, HIV/AIDS. Untuk mencegah risiko tersebut terjadi, baru-baru ini KKN Unisnu angkatan XVII mengadakan sosialisasi bagi 25 peserta remaja IPNU IPPNU Gidangelo bertemakan “Pencegahan Pernikahan Dini dan Seks Pra-Nikah.” Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman mendalam kepada remaja di Desa Gidangelo mengenai bahaya dan dampak dari pernikahan dini serta seks pra-nikah. Hal ini disampaikan oleh Kormades Desa Gidangelo Jepara Muhammad Najih Al Azizi.
Kegiatan yang berlokasi di TPQ Al Hidayah di Desa Gidangelo ini merupakan kegiatan kolaborasi antara Tim KKN UNISNU Jepara dan IPNU IPPNU Ranting Gidangelo. Kedua narasumber Duta Genre hadir memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai dunia remaja dan masalah umum yang ditimbulkan. Kedua narasumber tersebut adalah Rifalda Riski Nugroho Duta GenRe Kabupaten Jepara 2023 dan Cinta Aurellia Zulfaa Duta GenRe (Generasi Berencana) Kabupaten Jepara 2024.
“Dunia remaja merupakan periode penting bagi individu untuk mengembangkan diri meraih prestasi,” ungkap Rifalda Riski Nugroho. Jangan sampai pernikahan dini menghambat cita-cita. Pernikahan dini bukan hanya merugikan individu, tetapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat secara keseluruhan serta kesehatan fisik dan mental, tambahnya.
Cinta Aurellia Zulfaa menambahkan tentang pentingnya pendidikan seksual yang sehat dan berimbang. Salah satunya adalah menghindari Triad KKR. “Cara menghindari Triad KRR yaitu dengan tidak menikah muda, tidak melakukan seks bebas, dan tidak mengonsumsi NAPZA serta terbebas dari HIV/AIDS,” tegas Cinta.
Acara ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Tingginya minat dan kepedulian terhadap isu yang diangkat dalam diskusi ini tampak dari antusiasme peserta. Apresiasi atas penyelenggaraan acara ini disampaikan oleh ketua IPPNU Ranting Gidangelo Milda Ayu. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai isu-isu krusial seperti pernikahan dini dan seks pra-nikah. “Kami berharap remaja di Gidangelo dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka,” kata Milda.
Sementara itu, Najih juga berharap bahwa sosialisasi ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mendorong tindakan preventif di masyarakat. “Melalui kegiatan ini, diharapkan angka pernikahan dini dapat ditekan dan remaja dapat lebih siap dan bijaksana dalam menghadapi masa depan mereka,” pesannya.
Rifalda juga mengharapkan pesan yang disampaikan pemateri dapat menjangkau lebih banyak kalangan dan menjadi langkah awal menuju perubahan positif di masyarakat. “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Raih suksesmu dulu, baru menikah kemudian,” tutupnya disambut tepukan tangan peserta.
ua