nujepara.or.id – Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) Unisnu Jepara melalui Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyyah (PSAA) Unisnu Jepara bekerjasama dengan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Jepara, Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU, dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU melaksanakan kegiatan seminar Nasional dengan tema “Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat”, bertempat di ruang auditorium perpustakaan lantai 3 Unisnu Jepara, Rabu (19/10/22). Lewat seminar ini diharapkan muncul kesamaan persepsi tentang penguatan kemandirian pesantren dan santri untuk menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Peserta seminar terdiri dari pengasuh pondok pesantren, santri, dan pelbagai organisasi kemasyarakatan di kabupaten Jepara. Di sela-sela seminar, juga dilaksanakan penyerahan hadiah pemenang lomba penulisan esai biografi ulama NU Jepara. Ada 40 karya tulis dari santri, pelajar hingga mahasiswa yang masuk ke meja panitia.
Juara 1 diraih oleh Dwi Zakiyah Allayni dengan judul esai “KH. Shobiburrahman Jepara”, juara 2 diraih Nawal Sabil Muzakki “Mbah Dulloh, Representasi Kesederhanaan Ulama di Tanah Jepara” , dan Ahla Sofiyah “Mbah Noor Ahmad SS. Kriyan, Astronom dari Jepara” mendapatkan juara 3. Masing-masing pemenang mendapat hadiah uang pembinaan dan sertifikat penghargaan yag diberikan oleh Wakil Rektor 3 Unisnu Jepara, Ir. Gun Sudiryanto, MM.
Kepala PSAA Unisnu Jepara Ahmad Saefudin, M.Pd.I., menyampaikan, selain menyelenggarakan seminar Nasional, PSAA juga menyelenggarakan lomba penulisan esai biografi Ulama NU Jepara, yang diikuti oleh santri, siswa, dan mahasiswa. Peserta yang mayoritas anak-anak muda ini ternyata sangat antusias.
Menurutnya, meski jumlah peserta sudah tergolong banyak, namun hal itu belum cukup. Sebab masih banyak tokoh Ulama NU Jepara yang belum dijadikan objek penulisan esai. Dengan kata lain, masih banyak kiai-kiai NU yang perlu kita angkat kembali biografinya.
“Semoga kegiatan lomba penulisan esai biografi Ulama NU Jepara ini bisa dilanjutkan secara periodik setiap tahun,” harapnya.
Seminar yang bertemakan “Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat” menghadirkan empat narasumber, yaitu Murniati, S.Sos.I., M.S.I. (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara), Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., MA. (Pengasuh Pondok Pesantren Balekambang Jepara, wakil Katib Syuriyah PWNU Jawa Tengah), K.H.R.M. Ma’sum Abdul Hamid, MM. (Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyyin (HPN) Jepara) dan Nur Hidayat (Ketua Komisi C DPRD Jepara).
Ketua FKPP Jepara Kiai Rosif Arwani menyampaikan, FKPP akan terus mengawal keberlangsungan pendidikan pesantren di kabupaten Jepara dan berkhidmah kepada pondok pesantren. Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada Unisnu Jepara yang telah memberikan sarana prasarana sehingga seminar HSN bisa digelar tahun ini.
“Kami akan berada di garis depan agar eksistensi ponpes bisa terjaga dan semakin dirasakan manfaatnya,” kata Kiai Rosif Arwani.
Wakil Rektor 3 Unisnu Jepara Ir. Gun Sudiryanto, MM., mengatakan pihaknya berterimakasih kepada FKPP Jepara dan organisasi keagamaan kemasyarakatan lainya yang telah memilih Unisnu Jepara sebagai tempat pelaksanaan seminar Nasional HSN. “Kami mewakili Bapak Rektor Unisnu mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak. Semoga acara ini memberikan pencerahan buat kita semua, sehingga ke depan warga NU benar-benar menjadi sebuah organisasi yang besar, selaras dengan tema seminar yakni Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat,” ujarnya.
Esensi peringatan Hari Santri Nasional tak ubahnya sebagai ekspresi rasa syukur, mengenang perjuangan santri, dan membangkitkan semangat juang para santri dalam mengembangkan potensi yang ada dalam berinovasi. Hal ini disampaikan oleh Katib Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., MA.
Narasumber berikutnya, Murniati, S.Sos.I., M.S.I., meneruskan, semangat resolusi jihad harus terus diaktualisasikan. Jihad bukan bermakna perang mengangkat senjata seperti masa melawan penjajahan. Namun bisa dimaknai memerangi kebodohan dengan cara menimba ilmu di pesantren, sekolah, maupun di perguruan tinggi.
Anggota DPRD Jepara, Nur Hidayat mengatakan jika pesantren memiliki peran penting dalam pendidikan modern dalam berbagai bidang, Pihaknya berharap pesantren melahirkan para sarjana, saudagar, hingga politisi yang santri.
“Artinya teguh memegang nilai-nilai utama santri,” ujarnya.
Sementara itu, Ma’sum Abdul Hamid, Ketua HON Jepara menambahkan, kemandirian pesantren harus diwujudkan secara nyata, melalui pemberdayaan potensi santri yang ada, sehingga mampu mendongkrak kemandirian pesantren dalam menghadapi era 5.0 ini.
“Momentum HSN harus kita maksimalkan agar pesantren dan santri kian berdaya dan mandiri,” tandasnya.