Menu

Mode Gelap
Mantan Rektor UNISNU Dr. Sa’dullah Tutup Usia, Sang Lentera Filsuf Santri Rayakan Harlah ke-79, Muslimat NUYPM NU Cabang Jepara Gelar Gebyar Lomba PAUD dan TPQ Bingung?? Mana Dulu, Aqiqah atau Kurban Dulu, Atau Bersamaan dengan Satu Kambing? PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan, Kini Lebih Modern Pengurus Ranting NU Lebak Resmi Dilantik, Komitmen Khidmah lanjutkan Perjuangan

Hujjah Aswaja · 23 Mei 2016 11:28 WIB ·

Kiai Said: Kiai Nasionalis Hanya Ada di Indonesia


 Kiai Said: Kiai Nasionalis Hanya Ada di Indonesia Perbesar

said-aqilWelahan-Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj meyakini bahwa tidak ada kiai yang bilang Hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) kecuali KH Hasyim Asyari.
Pernyataan itu diuraikannya dalam Maulid dan Tausiyah yang diadakan Pesantren At Taqiy desa Kalipucang Kulon, kecamatan Welahan, kabupaten Jepara, Selasa (17/05/16) malam. Selain Kiai Said hadir juga Sinta Nuriyah Wahid dan Yenny Wahid.
Menurut Kiai Said, Mbah Hasyim telah menjalankan rukun Islam dan rukun Iman plus bela negara. Sehingga wujud bela negara itu, dituangkan dalam resolusi Jihad. Membela negara hukumnya fardlu ain.
Sebagai bentuk apresiasi kepada ulama yang telah membela negara, 22 Oktober tahun lalu diperingati sebagai hari Santri. Kenapa harus harus hari santri?
Menurut lelaki 62 tahun itu santri dan kiai memang turut merebut kemerdekaan. “Yang membunuh Jenderal Malabi ialah santri Tebuireng bernama Harun,” paparnya.
Santri bernama Asyari juga mempunyai andil yang besar. Dia adalah santri yang merobek kain warna biru pada bendera Belanda di Hotel Orien (kini Hotel Majapahit).
Keberadaan hari santri memang sudah didukung oleh Ormas Islam semacam Al Irsyad, Persis dan yang lain. Meski ada satu ormas yang tidak sepakat tetapi hal itu tidak lantas membuatnya masalah.
Kiai semacam Hadratus Syekh memang berjuang untuk agama dan negara. Adapun kiai-kiai di kampung, lanjutnya juga berjuang untuk membentuk karakter bangsa.
“Jangan bertengkar ya kang. Yang akur,” katanya menyontohkan ajaran yang dicontohkan kiai kampung.
Lewat satu petuah itu, merupakan membentuk menjadi bangsa yang bermartabat. Diakhir ceramahnya, ia menyatakan NU merupakan organisasi yang menyatukan Islam dan budaya.
Budaya-budaya warisan leluhur, jangan asal diberangus tetapi biarkan budaya itu tetap ada tetapi perlu diselipi dengan kegiatan keagamaan. Kegiatan Nyadran tetapi diisi dengan tahlilan, manaqiban dan tradisi NU yang lain.
Kiai Said menggaris bawahi budaya yang perlu dijunjung tinggi tidak boleh melanggar agama. Sehingga pungkasnya NU itu islam yang menyatu dengan budaya dan islam yang menyatu dengan nasionalisme. (sm) 

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mantan Rektor UNISNU Dr. Sa’dullah Tutup Usia, Sang Lentera Filsuf Santri

2 Juni 2025 - 15:58 WIB

Rayakan Harlah ke-79, Muslimat NUYPM NU Cabang Jepara Gelar Gebyar Lomba PAUD dan TPQ

1 Juni 2025 - 12:15 WIB

Salah seorang peserta lomba vocal anak Muslimat NU menunjukkan kemampuan terbaiknya saat kegiatan Lomba PAUD dan TPQ yang digelar YPMNU Cabang Jepara, Sabtu (31/5/2025).

Bingung?? Mana Dulu, Aqiqah atau Kurban Dulu, Atau Bersamaan dengan Satu Kambing?

31 Mei 2025 - 12:34 WIB

PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan, Kini Lebih Modern

31 Mei 2025 - 12:17 WIB

Pengurus Ranting NU Lebak Resmi Dilantik, Komitmen Khidmah lanjutkan Perjuangan

27 Mei 2025 - 22:20 WIB

Buka Peluang Kemitraan, KBRI Riyadh Jalin Kerjasama dengan UNISNU di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

27 Mei 2025 - 22:11 WIB

Trending di Kabar