Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Hujjah Aswaja · 23 Mei 2016 11:28 WIB ·

Kiai Said: Kiai Nasionalis Hanya Ada di Indonesia


 Kiai Said: Kiai Nasionalis Hanya Ada di Indonesia Perbesar

said-aqilWelahan-Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj meyakini bahwa tidak ada kiai yang bilang Hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) kecuali KH Hasyim Asyari.
Pernyataan itu diuraikannya dalam Maulid dan Tausiyah yang diadakan Pesantren At Taqiy desa Kalipucang Kulon, kecamatan Welahan, kabupaten Jepara, Selasa (17/05/16) malam. Selain Kiai Said hadir juga Sinta Nuriyah Wahid dan Yenny Wahid.
Menurut Kiai Said, Mbah Hasyim telah menjalankan rukun Islam dan rukun Iman plus bela negara. Sehingga wujud bela negara itu, dituangkan dalam resolusi Jihad. Membela negara hukumnya fardlu ain.
Sebagai bentuk apresiasi kepada ulama yang telah membela negara, 22 Oktober tahun lalu diperingati sebagai hari Santri. Kenapa harus harus hari santri?
Menurut lelaki 62 tahun itu santri dan kiai memang turut merebut kemerdekaan. “Yang membunuh Jenderal Malabi ialah santri Tebuireng bernama Harun,” paparnya.
Santri bernama Asyari juga mempunyai andil yang besar. Dia adalah santri yang merobek kain warna biru pada bendera Belanda di Hotel Orien (kini Hotel Majapahit).
Keberadaan hari santri memang sudah didukung oleh Ormas Islam semacam Al Irsyad, Persis dan yang lain. Meski ada satu ormas yang tidak sepakat tetapi hal itu tidak lantas membuatnya masalah.
Kiai semacam Hadratus Syekh memang berjuang untuk agama dan negara. Adapun kiai-kiai di kampung, lanjutnya juga berjuang untuk membentuk karakter bangsa.
“Jangan bertengkar ya kang. Yang akur,” katanya menyontohkan ajaran yang dicontohkan kiai kampung.
Lewat satu petuah itu, merupakan membentuk menjadi bangsa yang bermartabat. Diakhir ceramahnya, ia menyatakan NU merupakan organisasi yang menyatukan Islam dan budaya.
Budaya-budaya warisan leluhur, jangan asal diberangus tetapi biarkan budaya itu tetap ada tetapi perlu diselipi dengan kegiatan keagamaan. Kegiatan Nyadran tetapi diisi dengan tahlilan, manaqiban dan tradisi NU yang lain.
Kiai Said menggaris bawahi budaya yang perlu dijunjung tinggi tidak boleh melanggar agama. Sehingga pungkasnya NU itu islam yang menyatu dengan budaya dan islam yang menyatu dengan nasionalisme. (sm) 

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop

12 November 2024 - 11:46 WIB

Diskusi Pahlawan Jaman Now, Pemdes Tahunan Gandeng Jaringan GUSDURian

10 November 2024 - 20:44 WIB

Semangat Kepahlawanan dan Jiwa Altruisme Sosial

8 November 2024 - 15:47 WIB

Ilustrasi pejuang perempuan.

MWC NU Tahunan Serukan Jaga Kondusifitas Selama Pilkada

2 November 2024 - 13:32 WIB

Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tahunan Jepara KH. Ali Masykur menyerukan agar tetap menjaga kondusivitas selama proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) pada 27 Nopember 2024.

YPMNU Jepara Adakan Simulasi Manasik Haji

1 November 2024 - 20:32 WIB

Pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat NU cabang Jepara menyelenggarakan Simulasi Manasik Haji.
Trending di Hujjah Aswaja