nujepara.or.id – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Burs@ Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menggelar Launching dan Bedah Majalah Shima XVII ”Jepara dan Feminisme” pada Ahad (18/4/2021).
Tema Jepara dan Feminisme dirasa sangat relevan jika diterbitkan. Mengingat RA Kartini, Ratu Shima, dan Ratu Kalinyamat adalah tiga tokoh wanita yang menjadi salah satu ikon kota Jepara. Namun berdasarkan kajian berdirinya tiga patung wanita yang berada di Ngabul Jepara itu masih belum menjadi sebuah gambaran terhadap realitas feminisme di Jepara dan masih hanya sekedar ikon belaka.
Ada beberapa faktor feminisme belum terwujud penuh, di antaranya pertama, faktor budaya patriarki, budaya yang menganggap laki-laki harus berada pada posisi lebih unggul dibandingkan wanita. Kedua, faktor trust (kepercayaan), masyarakat belum terlalu percaya jika kepemimpinan dalam suatu organisasi dipimpin oleh perempuan. Ketiga, adanya istilah woman vs woman, beberapa wanita terkadang tidak suka jika ada yang lebih unggul dari dirinya.
Hadir dalam kegiatan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, alumni, pengurus, dan anggota LPM Burs@. Prosesi launching secara simbolik penyerahan majalah dari Pemimpin Umum Lutviani diserahkan kepada Dekan, Mayadina Rohmi Musfiroh.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Mayadina memberikan wejangan untuk kontinyu dan istiqamah dalam menerbitkan karya dan mengasah daya kritis sebagai lembaga pers yang berada dalam tataran mahasiswa.
“Dunia jurnalistik sedang berada dalam ambang kelesuan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para jurnalis, antara lain yaitu kontinuitas atau secara istiqamah. Harapannya para jurnalis, khususnya LPM Burs@ yang merupakan lembaga pers pada tataran mahasiswa dapat menumbuhkan kembali rasa kritis terhadap isu-isu yang sedang terjadi. Karena sejatinya tidak ada kebenaran yang tunggal, sehingga seorang jurnalis dapat mempertahankan idealismenya dengan disertai bukti dan kebenaran yang nyata,” ujar Mayadina.
Ia juga berharap, karya majalah Shima setara dengan Kompas yang mampu menghasilkan data dan realita sesuai dengan apa yang sedang dirasakan oleh masyarakat penerima informasi. (ai)