Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Hujjah Aswaja · 24 Mar 2024 08:39 WIB ·

Mencari Sosok Bupati dan Wakil Bupati Jepara ke Depan yang Sudah “Mentas”


 Ukir Jepara Ilustrasi. Perbesar

Ukir Jepara Ilustrasi.

Oleh : Hisyam Zamroni

nujepara.or.id- Tidak lama lagi, — bulan Oktober – Nopember, — masyarakat Jepara akan melaksanakan “pesta demokrasi” pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang akan memimpin Jepara lima (5) tahun ke depan.

Jepara adalah wilayah yang memiliki “keunikan” tersendiri yang wilayahnya memiliki perpaduan antara “budaya pesisiran” dan “budaya pegunungan” sehingga tipologi masyarakat Jepara adalah masyarakat yang “terbuka” sekaligus “protektif” yang kemudian membentuk masyarakat ber-tipologi “campuran” yang menghasilan karakter masyarakat yang kuat (qowiyyun amin) dan “cekatan” (ahsanu amala).

Dari kondisi sosial Jepara diatas, Jepara membutuhkan pemimpin yang “Mentas” dalam mengelola Potensi SDM, SDA dan investasi ekonomi Jangka Panjang yang sangat kaya yang dimiliki oleh Jepara.

Potensi SDM, SDA dan Investasi Ekonomi Jepara

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami tentang Potensi Jepara, sebagai modal dasar membangun dan mengembangkan Jepara ke depan;

  1. Potensi Kelautan, Pesisir dan perikanan.
    Jepara memiliki potensi kelautan, pesisiran dan perikanan yang jarang dimiliki oleh wilayah lain dengan garis pantai yang memanjang dari Kedung Malang sampai Ujung Watu dengan kondisi pasir yang putih, potensi pasir hitam, potensi perikanan laut yang melimpah dan potensi kelautan lain yang sangat melimpah.

Kekayaan Potensi Kelautan, Pesisir dan Perikanan Jepara membutuhkan sentuhan tangan yang “cerdas” dengan menggeser pengelolan SDA Kelautan dari tata kelola “manual dan tradisional” menjadi tata kelola SDA Kelautan yang modern dan canggih berbasis “pemberdayaan nelayan”.

  1. Potensi Perkebunan dan Kehutanan yang kaya di mana Jepara memiliki perkebunan yang luas dengan tanaman endemik yang menjanjikan seperti buah buahan, —Durian, Singkong, Mangga, srikaya, rambutan, dan pohon pohon produktif seperti pohon jati, mahoni, sengon, kapuk dan lain lain.
    Di sisi lain, Jepara memiliki Hutan lindung yang terhampar di wilayah utara yaitu sepanjang Kaki Gunung Muria yang menghasilkan karet, jati dan lain lain.
  2. Potensi Persawahan.
    Jepara memiliki lahan sawah yang sangat luas dan subur khususnya untuk tanaman padi, polowijo dan tanaman rempah rempah lainnya
  3. Potensi Pariwisata religi, laut, darat dan pegunungan yang indah bahkan memiliki Taman Nasional Pariwisata pulau Indah Karimunjawa.
    Jepara membutuhkan sentuhan tata kelola pariwisata yang komprehensif dimana hampir setiap Desa di Kabupaten Jepara telah memiliki destinasi Wisata yang membutuhkan “market wisata” yang profesional sehingga tercipta Desa Desa Mandiri.
  4. Potensi Kerajinan rakyat yang tersentral di wilayah wilayah desa seperti kerajinan ukir, tenun troso, rotan, kuliner, monel, kemasan dll
    Potensi Kerajinan rakyat yang “alami dan endemik” ini sesungguhnya adalah modal dasar peningkatan “ekonomi kerakyatan” yang membutuhkan sentuhan “market modern” secara sistemik-integratif melalui “network nasional dan internasional” sehingga ekonomi rakyat Jepara bisa berdaya-guna dan sustainable
  5. Potensi BUMN dan PMA yang berada di Jepara seperti PLN dan PLTU, Pabrik Pabrik PMA dan lain lain memberikan “ruang tenaga kerja” bagi masyarakat Jepara yang tentunya membutuhkan komunikasi “mutualisme” antara Pemda dan BUMN/PMA bagaimana masyarakat Jepara menjadi “subyek utama” dalam pengelolan dan pegawainya
    Disisi lain, Pemda dan BUMN harus memiliki semacam MoU untuk melaksanakan “bina lingkungan” dalam rangka menjaga kondisi sosial dan budaya Jepara yang religius – nasionalis.
  6. Potensi SDM. Jepara memiliki potensi pendidikan berstandar nasional dan sistemik dari mulai pendidikan Formal seperti; PAUD/PUDI, RA/TK, MTs/SMP, MA/SMA/SMK, Universitas, maupun Pendidikan Non Formal seperti Pondok Pesantren, TPQ, Madrasah Diniyah, Sekolah Minggu di Gereja dan lain lain.
    Potensi Pendidikan Jepara membutuhkan “rencana progresif” di mana Jepara harus berani mencanangkan; “Wong Jeporo Kudu Tamat Kuliah” sebagai respon masuk dan datangnya investasi nasional maupun internasional yaitu berupa BUMN dan PMA di Jepara melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang mereka miliki agar di kelola secara baik yang salah satu manfaatnya adalah untuk beasiswa sekolah dari kelas PAUD – Perguruan Tinggi yang ada di Jepara, yang selama ini belum terkelola secara apik, dan sistemik – integratif.
  7. Potensi Sejarah Jepara yang sudah dari dulu “meng-global” dan multi-kultural baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, geo-politik dan lain lain.
    Jepara harus berani “melangkah progresif” untuk “menjebol keter-pinggir-an” wilayah dengan membuka akses jalan “laut”, — berupa mendirikan dan membangun pelabuhan kapal nasional dan internasional”,— dan jalan “darat”, — mempercepat pembangunan jalan Tol, — sebagai pemenuhan kebutuhan perdagangan yang secara historis bahwa Jepara adalah wilayah yang mendunia atau meng-global di bidang perdagangan.

Potensi Jepara diatas, akan menjadi modal dasar dan pijakan bagi pemimpin dan atau Bupati/Wakil Bupati Jepara ke depan untuk menyusun semacam rencana strategis pembangunan dan pengembangan Jepara yang konseptual, terarah, sistematis dan berkelanjutan ke depan.

Pertanyaannya adalah bagaimana dan seperti apa sosok atau seorang yang kita butuhkan untuk mampu mengelola potensi Jepara ke depan?

Jepara Membutuhkan Sosok Pemimpin Yang “Mentas”

Salah satu kelemahan kita selama ini dalam memilih pemimpin adalah karena “terpesona” baik dikarenakan dia seorang publik – figur maupun karena “nasib”, bukan karena seseorang itu sudah “mentas”.

Mentas dalam bahasa jawa mempunyai makna yaitu orang yang sudah tidak “butuh sesuatu” dan sudah mandiri untuk dirinya sendiri, keluarganya dan orang lain baik mandiri secara fisik, karakter/budi pekerti, pendidikan, psiqologis, ekonomi, relasi sosial, budaya, dan komunikasi inter dan antar-koneksi baik secara horisontal maupun vertikal sehingga ke-mentas-an ini orang tersebut menjadi “digdaya”.

Jepara membutuhkan pemimpin yang sudah “mentas -digdaya” yaitu seorang pemimpin yang sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri, keluarganya, dan orang lain. Jangan sampai Jepara disuguhi pemimpin yang hanya dijadikan sebagai “ladang nyambot gawe”, “pedotan” dan orang yang “kalah perang” karena “beratnya” mengelola potensi Jepara agar menjadi wilayah yang baldatun warobbun ghofur.

Kreteria sederhana pimpinan/bupati Jepara diatas adalah sebuah “idealita” dan “harapan baru” yang dapat dijadikan sebuah langkah “antisipatif” dalam rangka mempersiapkan sejak dini dan atau dari sekarang untuk memilih bupati/wakil bupati Jepara, yang agar juga tidak “nggegampang”, asal “comot” dan asal “nyalon” untuk menjadi bupati/wakil bupati Jepara.

Harapan kita, Jepara ke depan dengan adanya memiliki pemimpin yang sudah “mentas-digdaya”, setidaknya Jepara mampu “naik digit” dari Jepara yang sudah selalu mendapat banyak “penghargaan” menjadi Jepara yang makmur, sejahtera dan “berpengharapan”.

Artikel ini telah dibaca 406 kali

Baca Lainnya

Pendidikan Karakter Anak Pada Saat Idulfitri

19 April 2024 - 08:40 WIB

Ilustrasi santri merayakan Idulfitri.

Filosofi Makna Budaya Kupat dan Lepet dalam Perayaan Idulfitri

9 April 2024 - 05:48 WIB

Rebutan kupat lepet saat pesta lomban

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (29)

9 April 2024 - 05:03 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

9 April 2024 - 04:54 WIB

Ruh manusia ilustrasi

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

8 April 2024 - 03:45 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (27)

7 April 2024 - 05:19 WIB

Mbah Soleh Darat
Trending di Hujjah Aswaja