Menu

Mode Gelap
Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara NU Penjaga NKRI, Menengok Perkembangan NU Secara Global

Opini · 13 Mar 2020 00:22 WIB ·

Mengatasi Grogi, Siap Hadapi Situasi


 Mengatasi Grogi, Siap Hadapi Situasi Perbesar

Oleh : Miqdad Sya’roni, mentor kelas hadrah Jepara

Sering kali kita ketika berada di depan orang atau di depan publik merasa grogi atau takut. Malah kadang rasa takut dan keberanian itu berbanding terbalik, takutnya 90% keberaniannya hanya 10%. Maka perlunya kita memiliki pola pikir yang positif dan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang percaya diri.

“Lidah memang tidak bertulang dan setajam pedang”, begitu salah satu pepatah. Betapa dahsyatnya kekuatan lidah kita, bayangkan jika lidah kita sedang sakit sariawan pasti berucap ada bersuara akan menjadi sangat sakit dan tidak enak. Begitu juga ketika berada di depan umum atau banyak orang, grogi itu sebuah perasaan yang ketika dimunculkan ya perasaan itu akan membuat dan semakin menjadi-jadi. Sama halnya sakit tidak perlu dimunculkan malah bisa membuat bertambah sakit.

Kita butuh kekuatan untuk menghadapi situasi ketika beraksi. Dalam menjalankan aksi setidaknya kita merasakan, kita ini memiliki kekuatan dan penuh semangat dalam jiwa raga. Menimbulkan rasa percaya diri bahwa yakin bisa, dan hilangkan angan-angan bahwa kita tidak bisa karena itu hambatan terbesar bagi orang-orang yang grogi atau takut.

Bagi orator, berbicara bukanlah sesederhana dalam penyampaian tapi butuh ketrampilan dan pemilihan kata yang tepat untuk berbicara. Begitu pula bagi Master Of Ceremony (MC), ia tak sekadar bertugas untuk membagi dan mengatur acara saja tapi perlu memiliki olah kata yang tepat dan mengarah ke sasaran saat menyampaikan dan membawakan acara.

Bagi vokalis, ia tidak sekadar bisa bersuara merdu dalam membawakan lagu yang dilantunkan, tapi perlunya artikulasi dan memahami lagu. Begitu juga para qori’ qori’ah yang memiliki dan posisi yang mulia membawakan bacaan qur’an dengan lagu yang indah dengan tartil pastinya. Tidak sekadar suara bisa tinggi, memahami lagu-lagunya juga menguasai dalam tajwid dan fashohah.

Kembali pada grogi atau takut di depan umum, semua yang tersebut di atas perlu keyakinan dalam diri dan bisa menghadapi. Baik orator atau MC, vocalis atau qori’, itu butuh kepercayaan diri yang lebih. Kemampuan bisa ditingkatkan dengan latihan, tapi menghadapi situasi perlu di latih diri.

Berekspresi dan terampil ini menjadi washilah yang mutlak agar lebih percaya diri di depan umum. Karena menjadi berani itu bukan perkara yang sulit, bisa dilatih dan menempa diri dengan membiasakan menjalani aksi.

Beberapa tips menghadapi grogi dalam berbagai situasi

1. Kuasai diri, siapkan materi

Menguasai diri ini penting dilakukan, karena kemampuan kita sebenarnya ya ada dalam diri kita sendiri. Materi yang akan kita sampaikan juga sepenuhnya kita sudah sangat paham dan memahami, sehingga tidaklah sulit untuk kita kuasai karena semuanya sudah kita persiapkan. Kita sudah berlatih dan menghimpun materi yang disimpan di dalam memori kita masing-masing.

Bagi orator atau MC, sudah siap materi yang akan disampaikan. Pengolahan kata yang tepat dan akurat menjadikan audiens/pendengar enak mendengarnya. Lebih-lebih jika sudah bisa menguasai dan menghadapi situasi, maka diselingi dengan humor dan jenaka.

Bagi vocalis dan qori’ perlu pemilihan lagu yang tepat untuk di lantunan dan sudah dikuasai. Tidak sekadar bersuara saja tapi materi yang disiapkan perlunya dibawakan dengan penuh penjiwaan dan itu akan berpengaruh pada penampilan.

Intinya kuasai diri persiapkan materi, jangan takut salah, jangan biasakan salah. Salah itu biasa tapi tidak menjadi kebiasaan, berani mencoba minimalisir kesalahan.

2. Kenali pendengarnya, ketahui jumlahnya

Semisal kita berada di atas panggung saat tampil yang pertama kita lakukan adalah mengenali yang hadir atau pendengarnya. Semisal yang hadir banyak, ya kira-kira saja pendengar atau audiens ada beberapa puluh, ratusan atau bahkan ribuan atau selebihnya.

Bagi orator atau MC penting untuk kenal, karena bisa kita sebut namanya, supaya lebih akrab dan terhormat. Bagi vocalis atau qori’ qori’ah dengan kenal siapa saja yang hadir maka seharusnya semakin tambah semangat dan mengelola keberanian untuk tampil maksimal, bukan malah sebaliknya yang menjadi down sebelum tampil.

Ini kesempatan untuk kita berekspresi menunjukkan bahwa kita mampu untuk berbuat di depan orang yang kita kenal. Bagi vocalis jika ada kesempatan untuk berbicara, ajaklah sapa atau melantunkan lagu bersama atau sebut nama ketika terdapat syair lagu yang bisa disisipkan nama.

3. Lihatlah depan Anda

Cara melihat ke depan dengan cara tatap mata di depan anda, tapi kalau tidak berani secara langsung tatap matanya. Maka lihatlah apa yang ada di atasnya, yang paling penting adalah pandangan ke depan. Kurangi terlalu menunduk, boleh menunduk dengan rasa ta’dzim tapi jangan terlalu, tetap berusaha lihat ke depan anda. Karena ini sebagai daya kekuatan dalam diri untuk siap menghadapi situasi yang ada di depan kita.

4. Gunakan bahasa tubuh dan senyum

Seyogyanya ketika di depan khalayak umum kita perkuat dengan murah senyum, karena ini bagian dari upaya untuk semakin percaya dan menutupi grogi atau rasa takut. Setidaknya jika kita tersenyum ada aura positif yang ada dalam diri kita.

5. Percaya Diri

Poin 1 sampai 4 diaplikasikan dengan tampil percaya diri kerahkan kemampuan untuk berekspresi dan bisa menghadapi situasi. Percaya diri pasti bisa.

6. Bisa lagi, coba lagi

Kalau poin 1 sampai 5 masih kurang bisa diaplikasikan, ya bisa di coba lagi. Karena untuk proses menjadi bisa, dalam menghadapi situasi itu tidaklah cukup mencoba sekali, tapi beberapa. Coba lagi dan pasti bisa lagi. Seterusnya sehingga sampai bisa menghadapi situasi dan hilanglah grogi rasa takut dalam diri.

7. Latihan Lagi

Ayo latihan lagi dan tingkatkan terus kemampuan kita untuk menjadi orator, MC, vocalis dan qori qori’ah yang profesional dan andal. Ingat sukses itu proses, ketika proses itu bagian dari usaha sukses maka jangan putus asa.

Bagiamana? Sudah berani menghadapi situasi? Masih takut atau grogi? Ayo coba dan buktikan. Anda pemberani yang pasti bisa menaklukkan rasa takut dalam hati, situasi dihadapi. Selamat mencoba. (*)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

The Root of The Peak dalam Konsep Keilmuan

7 Juni 2024 - 11:08 WIB

Akselerasi Khidmah NU dan Keberjamaahan

17 Februari 2023 - 05:47 WIB

Hari Santri Nasional Dan Pembangunan Peradaban

24 Oktober 2022 - 04:21 WIB

Shiddiqiyah : Thoriqoh Yang Mu’tabar (otoritatif) ataukah yang “nrecel” (Keluar Jalur) ?

15 Juli 2022 - 07:58 WIB

Jepara, Investasi Agrobisnis dan Jihad Pertanian NU

30 Mei 2022 - 02:50 WIB

Santri dan Filologi Islam Nusantara

25 April 2022 - 03:21 WIB

Trending di Hujjah Aswaja