Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Kabar · 20 Feb 2023 08:28 WIB ·

Munadharah Senin Pahing, Satukan Kerja MWC NU Nalumsari dan Mayong


 Munadharah Senin Pahing, Satukan Kerja MWC NU Nalumsari dan Mayong Perbesar

nujepara.or.id – Sebagai bentuk pelestarian tradisi pendahulu, rutinan munadharah gabungan antara MWCNU Nalumsari dan Mayong diadakan. Kegiatan secara bergantian sebagai tuan rumah itu dilaksanakan di Masjid Jami’ Tunjungsari, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari (20/2/2023).

Hadir ketua tanfidziyah dan Rois Syuriyah MWC NU Nalumsari yang baru terpilih pada Sabtu kemarin, yakni Habib Sholeh Al Jufri dan Kyai Nurkhan. Nuansa putih dan sarung batik menguatkan kesan tentang kearifan lokal pada masjid yang ditempati.

Masjid yang penuh ornamen ukiran dan gebyok kayu itu, berada di wilayah dukuh Krajan dan merupakan salah satu masjid kuno untuk kecamatan Nalumsari, peninggalan Syeikh Maulana Ishaq Al-Maghribi dan Mbah Tunjungsari.

Dalam sambutan secara bergantian, ketua tanfidziyah dan rois syuriyah MWC NU Nalumsari berkenalan pada para hadirin, sekaligus memohon doa restu serta dukungan.

Munadharah selain diisi dengan tahlil dan pembacaan Qur’an, juga secara rutin dibacakan kajian kitab Bidayatul Hidayah oleh Kyai Jamaluddin Ahsan, pengasuh Pesantren Al Ishlah Al-Ishom, Gleget Mayong Lor. Kajian kitab tasawwuf karangan Imam Al Ghazali tersebut menjadi ciri khas dalam kegiatan gabungan, yang dihari lebih dari dua ratus tamu undangan dan pengurus kedua MWC NU.

“Dalam kehidupan yang penuh gemerlap materi, hal yang penting dilakukan adalah membenahi hati. Adanya penyakit hati seperti hasud, dengki, dan perasaan-perasaan merasa paling lebih menyebabkan susah untuk wushul pada Allah”, demikian terang Kyai Jamal, yang juga sebagai syuriyah MWCNU Mayong.

Kyai Ali Rodli selaku pemandu acara, menutup kegiatan dengan mempersilakan forum Bahtsul Masail. Dibahas dua topik persoalan dalam forum Bahtsul Masail yang diajukan oleh hadirin. Pertama dari ranting Pelemkerep Mayong, berkaitan dengan ketentuan menjawab kumandang adzan di saat ada aktivitas lain yang lebih urgen.

Kedua, dari ranting Pelang Lor, Mayong, berkaitan ketentuan pihak yang berhak memanen hasil tanaman di lahan tertentu, akan tetapi yang menanam tanaman bukan pemilik lahan.

Tradisi kerja gabungan semacam munadharah menjadi hal yang positif, untuk membangun sinergi program kerja. Terlebih dua MWC NU yang ada di bagian ujung selatan Jepara ini, memiliki sejarah perkembangan yang sangat dekat. Ibarat kakak dan adik, begitulah posisi MWCNU Nalumsari dan Mayong selama ini. (Ibnu Nizam/MWC NU Nalumsari)

Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Trending di Kabar