Menu

Mode Gelap
PC Muslimat NU Jepara Gelar Diklat Paralegal, Bentuk Pos Pengaduan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Fatayat Jepara Kota Lantik Kepengurusan 11 Ranting Baru Turba ke Ranting, MWCNU Nalumsari Targetkan Kinerja Lazisnu Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara Kisah Syekh Ihsan Al-Jampesi, Pengarang Kitab Sirojut Tholibin yang Menolak Tawaran Raja Mesir untuk Mengajar di Al-Azhar

LTN NU · 12 Mei 2019 03:34 WIB ·

Ngaji Literasi, Buka Cakrawala Berpikir Santri


 Ngaji Literasi, Buka Cakrawala Berpikir Santri Perbesar

nujepara.or.id – Pesantren Mathla’un Nasyi’in Desa Pecangaan Kulon Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, Sabtu (11/5) siang menggelar “Ngaji Literasi; Merawat Tradisi Literasi” yang berlangsung di Aula pesantren setempat.

Kegiatan yang diikuti 50 santri dari pesantren Mathla’un Nasyi’in, Nurul Hijrah, Darul Qur’an, Ummul Quro, dan Tahfidhul Qur’an itu menghadirkan 2 narasumber. Narasumber pertama, Sigit Aulia Firdaus menyampaikan materi “Santri Perawat Tradisi Literasi” dan narasumber kedua Faqih Mansur Hidayat memaparkan materi “Pemanfataan Teknologi untuk Dakwah Santri”.

Ketua LTN NU Kabupaten Jepara, Syaiful Mustaqim mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja LTN NU Jepara, LTN NU Goes To yang acaranya dikemas dengan ngaji literasi.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan literasi kepada santri meskipun mereka sebenarnya sebenarnya sudah dekat dengan literasi,” katanya.

Khodimul Ma’had, Ah. Zainal Muttaqin Al Hafidzh mengungkapkan ngaji literasi itu sangat baik diikuti oleh santri, karena selain mengkaji ilmu salaf santri juga harus dibuka cakrawala berpikir. “agar tidak gagap dalam merespon zaman atau  ‘arifun biz zamanihi serta mengasah kepekaan terhadap permasalahan umat,” ungkap Gus Zen.

Dalam kesempatan itu Sigit Aulia Firdaus menyatakan arti dari literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis tetapi ditambah dengan pemaknaan yang mendalam. Kepada santri anggota Divisi Permediaan LTN NU Jepara itu mengungkap data indek membaca masyarakat Indonesia.

Di tahun 2011 dari 1000 orang yang serius membaca buku hanya di angka 1 yang tergolong serius dengan prosentase 000,1. Sedangkan di tahun 2016 Indonesia berada di peringkat 61 dari 62 negara. “Sehingga dari keprihatinan itu Gus Shalahuddin Wahid pengasuh pesantren Tebuireng Jombang menyuarakan gerakan literasi santri,” paparnya.

Faqih Mansur Hidayat, narasumber yang kedua menambahkan para santri sudah dekat dengan banyak medsos. Sebelum menggunakan medsos alangkah lebih baiknya sisi positif dan negatifnya perlu diketahui santri.  

Di samping itu, Faqih yang juga anggota Divisi Permediaan LTN NU Jepara mengajak santri agar membuat konten yang menyejukkan. Pihaknya menyebutkan santri-santri di Jawa Timur banyak yang membuat konten dari yang sumbernya dari kitab-kitab salaf.

“Sehingga konten yang kita (NU) buat memberikan kesejukan kepada yang lain dan bukan menyerang,” pungkasnya.

Kegiatan yang berlangsung 2 jam dalam rangka memperingati Haul KH Mahfudz Asymawi ke-18 itu semakin menarik karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan santri putra dan putri baik secara langsung maupun ditulis. (ip)

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

HPN 2023, Ketua NU Jepara : Penyampai Pesan Itu Seperti Malaikat Jibril, Harus Benar dan Bermanfaat

9 Februari 2023 - 14:15 WIB

Besok Tadris Literasi digelar LTN NU Jepara

18 Mei 2019 - 08:03 WIB

Hari ini, Ayo Ngaji Literasi bersama LTN NU Jepara

11 Mei 2019 - 02:58 WIB

Budayakan Tabayyun, Cek dan Ricek!

8 April 2019 - 08:44 WIB

LTN NU Jepara Digeruduk 33 Mahasiswa IAIN Kudus

19 Maret 2019 - 08:03 WIB

LTN NU : Informasi Harus Diselamatkan Lewat Tulisan

1 Juni 2016 - 00:56 WIB

Trending di Jurnalistik
%d blogger menyukai ini: