Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Hujjah Aswaja · 6 Mei 2023 23:48 WIB ·

Ngaji Politik 1: Persahabatan yang Tidak Abadi 


 Ilustrasi NU menerangi dunia Perbesar

Ilustrasi NU menerangi dunia

Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Berbicara tentang politik sangat menarik, salah satunya tentang ideologi “persahabatan” dalam politik, ada yang patut kita renungkan dan pahami dari Firman Gusti Allah SWT;  “Tahsabuhum Jami’an. wa Qulubuhum Syatta.” 

Gambaran tentang “perkumpulan” yang kemudian menciptakan persahabatan,  idealnya adalah persahabatan  “sehati”, “sejati” dan “se-ia se-kata”. Akan tetapi  Gusti Allah SWT mengingatkan kepada kita jangan sampai persahabatan itu seperti orang bermain “kartu” atau bermain “jemek”.

Orang bermain kartu atau jemek terlihat tampak berkumpul bersatu dalam satu meja tapi hatinya saling  “inceh-incehan”, intai mengintai, curiga mencurigai, dan tidak kompak satu sama lain.

Penggambaran dalam teks al Qur’an  itu sangat tepat dan bagus yaitu berkumpul bersama akan tetapi Qulubuhum Syatta = hatinya pecah, intai mengintai dan seterusnya.

Hal ini mudah kita lihat dan gampang sebagaimana  dicontohkan pada persahabatan dalam “kepentingan” seperti yang ada di dalam kancah politik, organisasi  dan sejenisnya. Mereka yang berada di dalam pusaran politik tampak seperti “kompak” dan satu suara akan  tetapi di hatinya syatta atau “pecah” yaitu boleh jadi intai mengintai, lirik lirikan, saling menjatuhkan dan seterusnya.

Model ideologi persahabatan politik seakan akan menjadi lumrah seperti unen-unen; tidak ada persahabatan yang abadi di dalam politik, tetapi yang terjadi adalah musuh abadi. Jika kita contohkan pada pergaulan anak muda muda maka muncul istilah “pagar makan tanaman”. 

Nah, kita sudah diingatkan oleh Gusti Allah SWT tentang ketulusan dalam persahabatan sehingga persahabatan tidak lagi hanya sebatas lipstic saja tetapi akan menjadi sebuah harapan baru yaitu persahabatan yang berkualitas dan produktif plus seduluran-selawase

Semoga Gusti Allah SWT menambah banyak teman, dan  menyedikitkan bahkan meniadakan musuh dalam kehidupan kita sehari hari. Aamiin Aamiin Aamiin

*Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara 

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop

12 November 2024 - 11:46 WIB

Diskusi Pahlawan Jaman Now, Pemdes Tahunan Gandeng Jaringan GUSDURian

10 November 2024 - 20:44 WIB

Semangat Kepahlawanan dan Jiwa Altruisme Sosial

8 November 2024 - 15:47 WIB

Ilustrasi pejuang perempuan.

MWC NU Tahunan Serukan Jaga Kondusifitas Selama Pilkada

2 November 2024 - 13:32 WIB

Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tahunan Jepara KH. Ali Masykur menyerukan agar tetap menjaga kondusivitas selama proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) pada 27 Nopember 2024.

YPMNU Jepara Adakan Simulasi Manasik Haji

1 November 2024 - 20:32 WIB

Pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat NU cabang Jepara menyelenggarakan Simulasi Manasik Haji.
Trending di Hujjah Aswaja