Oleh : Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)
nujepara.or.id- Saat perjanjian Hudaibiyah di langgar oleh orang orang kafir Qurays, Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW memutuskan untuk “membuka perdamaian baru” menuju makkah sebagai sebuah upaya untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa Islam membawa ajaran yang konsisten, bertanggung jawab dan penuh kasih sayang sebagaimana pidato Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW saat hendak berangkat ke Makkah bersama 10.000 orang :
Hari ini adalah hari kasih sayang (al yawm yawm al marhamah)
Pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 Hijriyah, sebelum menuju Makkah Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW menyusun strategi yang sangat “apik” dengan membagi pasukan menjadi empat (4) arah penjuru yang dipimpin oleh sahabat yang terpercaya yaitu Sahabat Zubair bin Awwam RA, Sahabat Sa’ad bin Ubadah RA, Sahabat Abu Sulaiman Kholid bin Kholid al Mughiroh RA dan Abu Ubaidah bin Amir RA. Sepuluh hari perjalan di tempuh dari Madinah ke Makkah yang pada tanggal 20 – 21 Romadhan tahun 8 Hijriyah atau tanggal 1 Januari tahun 630 M, Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW memasuki Makkah dengan damai tanpa pertumpahan darah sama sekali.
Kota Makkah dibuka kembali (fathu makkah) oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai pusat “ibadah” dan “perdamaian” antar manusia, suku, dan bangsa yang satu sama lain saling menyapa, sillaturrahim, sayang menyayangi dan gotong royong.
Konsekwensinya, pada tanggal 20 Ramadhan dan atau tanggal 1 Januari merupakan hari “Revolusi Perdamaian” di mana sejarah mencatat bahwa terjadi “penaklukkan” sebuah wilayah dilakukan dengan jalan damai tanpa ada pertumpahan darah sedikit pun yang tidak pernah terjadi disepanjang sejarah ummat manusia.
Semoga kita di bulan Ramadhan ini, di bukakan pintu hati kita sehingga menjadi orang orang yang mencintai perdamaian antar sesama dan antar bangsa. Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.