Menu

Mode Gelap
Bahtsul Masail Tingkat Mahasiswa Se-Jawa Tengah digelar di UNISNU, Soroti Kontroversi Terkait Hukum dan Politik Aliansi Santri Jepara Desak Komdigi dan KPI Cabut Izin Trans7, Buntut Tayangan yang Lecehkan Pesantren Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia Dosen UNISNU Jepara Raih Gelar Doktor, Usung Akuntabilitas Keuangan Berlandaskan Pemikiran Al-Farabi PPG UNISNU Gelar Bimtek Uji Kompetensi Penguji, Warek 3: Profesional dan Kualitas Guru Harus Kita Tingkatkan

Hujjah Aswaja · 1 Apr 2024 04:56 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan : Tradisi “Maleman di 10 Hari Akhir Bulan Ramadhan


 Ngaji Tematik Ramadhan : Tradisi “Maleman di 10 Hari Akhir Bulan Ramadhan Perbesar

Oleh : Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)

nujepara.or.id- Motivasi Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW menghidupkan 10 akhir bulan Ramadhan memberikan “inspirasi cerdas” para Awliya Nusantara dengan membuat “Tradisi Maleman”.

Tradisi “Maleman” adalah sebuah perilaku keberagamaan yang dilakukan oleh kaum muslimin dalam menghidupkan 10 malam terakhir, — khususnya tanggal tanggal ganjil yaitu tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29, — di bulan Ramadhan yang di isi dengan; I’tikaf, Shalat Lailatul Qodar, Shalat Tahajjud, Shalat Tasbih, Shalat Taubat, Shalat Hajat dan Dzikir Istighotsah dalam upaya “branjang” datangnya Lailatul Qodar.

Acara Tradisi “Maleman” menjadi “penanda” bahwa bulan Ramadhan sudah memasuki hari 10 akhir di mana pada jam tengah malam, — pukul 24.00 WIB, — tanpa “dikomando” masyarakat berbondong bondong menuju masjid masjid dan musholla musholla untuk melakukan “Ritual Maleman” yaitu; I’tikaf, Shalat Lailatul Qodar, Shalat Tahajjud, Shalat Tasbih, Shalat Tasbih, Shalat Hajat dan diakhiri dengan dzikir istighotsah untuk munajat kepada Gusti Allah SWT dengan keyakinan penuh bahwa tanggal tanggal ganjil di 10 hari akhir bulan Ramadhan adalah malam 1000 bulan Lailatul Qodar.

Dari sana kita tahu, bahwa perjumpaan “teks agama” dan “penciptaan budaya” memiliki daya “dorong” perilaku keberagamaan yang kontekstual, sistemik, inspiratif dan aplikatif yang terkadang ada orang “salah tafsir” menyatakan bahwa perilaku keberagamaan “Tradisi Maleman” adalah tidak termaktub dalam teks agama padahal “Tradisi Maleman” adalah sebuah “Tafsir Cerdas” terhadap Dawuh Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW tentang menghidupkan 10 hari akhir di bulan Ramadhan yang begitu banyak.

Semoga kita menjumpai Lailatul Qodar melalui “tradisi maleman” yang kita laksanakan.. Aamiin Ya Robbal Aalamiin

Artikel ini telah dibaca 309 kali

Baca Lainnya

Bahtsul Masail Tingkat Mahasiswa Se-Jawa Tengah digelar di UNISNU, Soroti Kontroversi Terkait Hukum dan Politik

17 Oktober 2025 - 10:16 WIB

PAC Fatayat NU Batealit Dorong Dakwah Kreatif, Semua Ranting Siap Go Digital

12 Agustus 2025 - 12:16 WIB

https://nujepara.or.id/pac-fatayat-nu-batealit-dorong-dakwah-kreatif-semua-ranting-siap-go-digital/

NU Jepara Tegas Tolak Rencana Peternakan Babi, Bupati: Kami Dengarkan Petuah dan Fatwa Kiai

5 Agustus 2025 - 07:12 WIB

Jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara mengeluarkan tiga rekomendasi terkait rencana peternakan babi di Kota Ukir. Keputusan itu juga merupakan hasil bahtsul masail terkait isu yang menjadi perhatian berbagai elemen di Kota Ukir.

Gus Nasrul: Bahtsul Masail Sound Horeg Kurang Berkualitas

16 Juli 2025 - 09:16 WIB

Pakar Maqashid Syariah Indonesia, DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA yang akrab disapa Gus Nasrul saat pengajian.

Bingung?? Mana Dulu, Aqiqah atau Kurban Dulu, Atau Bersamaan dengan Satu Kambing?

31 Mei 2025 - 12:34 WIB

RA. Kartini : “Ada” Tapi Masih Terlihat Dari Lubang Kecil

20 April 2025 - 13:14 WIB

R.A Kartini Jepara mengajar di Belakang Pendopo Kabupaten Jepara. (Museum R.A Kartini)
Trending di Hujjah Aswaja