Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Hujjah Aswaja · 1 Apr 2024 04:56 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan : Tradisi “Maleman di 10 Hari Akhir Bulan Ramadhan


 Ilustrasi gambar cahaya menjemput lailatul qodar Perbesar

Ilustrasi gambar cahaya menjemput lailatul qodar

Oleh : Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)

nujepara.or.id- Motivasi Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW menghidupkan 10 akhir bulan Ramadhan memberikan “inspirasi cerdas” para Awliya Nusantara dengan membuat “Tradisi Maleman”.

Tradisi “Maleman” adalah sebuah perilaku keberagamaan yang dilakukan oleh kaum muslimin dalam menghidupkan 10 malam terakhir, — khususnya tanggal tanggal ganjil yaitu tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29, — di bulan Ramadhan yang di isi dengan; I’tikaf, Shalat Lailatul Qodar, Shalat Tahajjud, Shalat Tasbih, Shalat Taubat, Shalat Hajat dan Dzikir Istighotsah dalam upaya “branjang” datangnya Lailatul Qodar.

Acara Tradisi “Maleman” menjadi “penanda” bahwa bulan Ramadhan sudah memasuki hari 10 akhir di mana pada jam tengah malam, — pukul 24.00 WIB, — tanpa “dikomando” masyarakat berbondong bondong menuju masjid masjid dan musholla musholla untuk melakukan “Ritual Maleman” yaitu; I’tikaf, Shalat Lailatul Qodar, Shalat Tahajjud, Shalat Tasbih, Shalat Tasbih, Shalat Hajat dan diakhiri dengan dzikir istighotsah untuk munajat kepada Gusti Allah SWT dengan keyakinan penuh bahwa tanggal tanggal ganjil di 10 hari akhir bulan Ramadhan adalah malam 1000 bulan Lailatul Qodar.

Dari sana kita tahu, bahwa perjumpaan “teks agama” dan “penciptaan budaya” memiliki daya “dorong” perilaku keberagamaan yang kontekstual, sistemik, inspiratif dan aplikatif yang terkadang ada orang “salah tafsir” menyatakan bahwa perilaku keberagamaan “Tradisi Maleman” adalah tidak termaktub dalam teks agama padahal “Tradisi Maleman” adalah sebuah “Tafsir Cerdas” terhadap Dawuh Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW tentang menghidupkan 10 hari akhir di bulan Ramadhan yang begitu banyak.

Semoga kita menjumpai Lailatul Qodar melalui “tradisi maleman” yang kita laksanakan.. Aamiin Ya Robbal Aalamiin

Artikel ini telah dibaca 143 kali

Baca Lainnya

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.

Semangat Kepahlawanan dan Jiwa Altruisme Sosial

8 November 2024 - 15:47 WIB

Ilustrasi pejuang perempuan.

MWC NU Tahunan Serukan Jaga Kondusifitas Selama Pilkada

2 November 2024 - 13:32 WIB

Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tahunan Jepara KH. Ali Masykur menyerukan agar tetap menjaga kondusivitas selama proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) pada 27 Nopember 2024.

YPMNU Jepara Adakan Simulasi Manasik Haji

1 November 2024 - 20:32 WIB

Pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat NU cabang Jepara menyelenggarakan Simulasi Manasik Haji.

Jagong Ngayeng di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024 - 06:58 WIB

Ilustrasi Sumpah Pemuda

Romantisnya Hubungan NU dan Ba’alawi di Jepara, Pondasinya Dibangun Keturunan Habib Pengikut Pangeran Diponegoro

15 Agustus 2024 - 01:53 WIB

Katib Syuriah PCNU Jepara Kiai M Nasrullah Huda, Sekretaris Tanfidziyah PCNU Jepara Kiai Ahmad Sahil berfoto bersama dengan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWC NU Nalumsari periode 2023 - 2028, Kiai Nurkhan dan Habib Sholeh usai kegiatan konferensi yang digelar Sabtu (18/2/2023).
Trending di Hujjah Aswaja