Menu

Mode Gelap
Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara

Kabar · 1 Mei 2016 03:52 WIB ·

NU Ranting Ngabul Tak Mau Kecolongan Lagi


 NU Ranting Ngabul Tak Mau Kecolongan Lagi Perbesar

Pelantikan Ranting Ngabul
NGABUL – Bukan mengada-ada. Di Ngabul, ada orang yang lahir di komunitas NU, sekolah di lembaga NU, namun kini justru menyerang NU karena sudah tidak sepaham dengan amaliyah NU. Bahkan, jumatan saja sudah tidak mau di desa sendiri atas nama perbedaan paham.
Keprihatikan itu diutarakan oleh Kiai Abdul Halim al-Hafidz, Ketua NU Ranting Ngabul Tahunan Jepara pada pelantikan pengurus NU Rantingnya di Balaidesa Ngabul, Sabtu (9/04/2016) malam. Hadir dalam keempatan itu, KH Hayatun Abdullah al-Hafidz, Ketua NU Jepara.
Di hadapan pengurus NU yang berjumlah 96 orang, Kiai Halim menegaskan bahwa ujung tombak NU ada di mundzir mushalla. Karena itulah, sebagai ketua, ia memasukkan semua nama ketua pengurus masjid dan mushalla yang ada di Ngabul dalam jajaran pengurus NU Ranting.
“Saya sudah pernah kehilangan kader. Harapan saya, ke depan tidak lagi kecolongan. Wong NU ben balik NU neh. Saya ingin semua nadzir, perangkat desa dan RT di Ngabul merasa memiliki NU. Insyaallah,” ujar Halim.
Apa yang ditegaskan Kiai Halim tersebut disambut baik oleh Kiai Hayatun. Namun, untuk melaksanakan itu, pengurus NU dulu yang harus diluruskan. Posisi Ngabul, lanjut Mbah Yatun, sangat strategis karena berada di tengah kecamatan tahunan. Jika Ngabul aktif, maka, ranting lain di sekelililingnya akan ikut tertarik aktif.
Penduduk Desa Ngabul yang berjumlah 12 orang tentu tidak mudah melakukan kontrol dan pemberdayaan jika tidak melibatkan petinggi desa dan tokoh masayarakat. “NU itu tidak sekedar mengurusi lailatul ijtima’, tahlilan, bahtsul masail dan penyimpangan wahabi salafi. NU itu ngurusi umat sejak lahir hingga mati. Jika pengurus NU tidur, jangan salahkan umat, tapi salahkan pengurus NU nya,” ujar Mbah Yatun.
Soal salafi wahabi, yang disebut Kiai Halim kaum sa-wah, Mbah Yatun menyarakan untuk menggunakan pendekatan kepada umat. “Sebab kita merawat umat,” tandasnya. Selamat dan ditunggu kerja praktisnya. (abd)

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.

Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak

6 Desember 2024 - 14:57 WIB

Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng

6 Desember 2024 - 14:16 WIB

“Thoriqoh Al Mu’tabaroh Itu Semuanya dari Nabi, yang Beda Hanya Faidnya” Pesan Kiai Masduqi Saat Manaqib Kubro, Istighotsah dan Temu Mursyid di Ponpes Mangunan

2 Desember 2024 - 18:01 WIB

Manaqib Kubro Idaroh Syu'biyah Jatman Kabupaten Jepara digelar di Ponpes An-nur Mangunan Tahunan Jepara, Minggu (1/12/2024)

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Trending di Headline