Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Opini · 22 Agu 2019 23:48 WIB ·

“Samaraba” Kunci Rumah Tangga Harmonis


 “Samaraba” Kunci Rumah Tangga Harmonis Perbesar

Oleh : M. Saiful Basori, Penceramah Muda NU
asal Pelang Mayong Jepara

Menikah adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan pribadi insan di dunia. Tentunya bukan sekadar tempat melampiaskan dorongan naluri dan syahwat semata tanpa tujuan dan harapan.

Dengan terlaksanakannya akad nikah berarti telah melaksanakan ibadah dan lambang kesucian hubungan antara kedua jenis insan mulia berdasarkan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya serta peletakan batu pertama dalam membentuk keluarga.

Samaraba (sama-sama meraba) adalah kunci rumah tangga harmonis. Pasangan suami istri (pasutri) hendaklah dapat sama-sama meraba. Karena dengan demikian maka akan dapat saling memahami akan perbedaan karakter di antara mereka. Sehingga tak akan lagi mempersoalkan perdedaan jika muncul konflik dalam rumah tangganya.

Sama-sama meraba untuk dapat mengetahui akan kelebihan maupun kekurangannya. Hal demikian dimaksudkan agar dalam membina rumah tangga dapat saling memuji akan kelebihan yang dimiliki. Hal ini mampu membuat stabil dan dinamis, harmonis dan romantis dalam rumah tangga.

Selanjutnya ialah terbuka. Seorang suami harus terbuka terhadap istrinya berapa penghasilannya, begitu pula istri harus terbuka akan besaran anggaran rumah tangga beserta ke mana dan berapa pembelanjaannya (mlebune–pemasukan lan metune–pengeluaran) suami harus tahu. Intinya jangan ada dusta di antara berdua.

Dan jika terdapat kekurangan maka satu sama lain agar sama-sama menutupi akan aib dan kejelekan jangan sampai kekurangan itu kemudian diceritakan kepada orang lain. (*)

Artikel ini telah dibaca 61 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

The Root of The Peak dalam Konsep Keilmuan

7 Juni 2024 - 11:08 WIB

Akselerasi Khidmah NU dan Keberjamaahan

17 Februari 2023 - 05:47 WIB

Hari Santri Nasional Dan Pembangunan Peradaban

24 Oktober 2022 - 04:21 WIB

Shiddiqiyah : Thoriqoh Yang Mu’tabar (otoritatif) ataukah yang “nrecel” (Keluar Jalur) ?

15 Juli 2022 - 07:58 WIB

Jepara, Investasi Agrobisnis dan Jihad Pertanian NU

30 Mei 2022 - 02:50 WIB

Santri dan Filologi Islam Nusantara

25 April 2022 - 03:21 WIB

Trending di Hujjah Aswaja