Menu

Mode Gelap
Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang Isra’ Mi’raj: Relasi Langit dan Bumi Ini Agenda Muskercab 3 PCNU Jepara, Simak Penjelasannya Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati

Kabar · 22 Okt 2022 14:35 WIB ·

Santri : Cerdas Ngaji Kehidupan 


 Santri : Cerdas Ngaji Kehidupan  Perbesar

Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

Dampak kebijakan modernitas dunia, santri dikategorikan sekelompok “pelajar” yang identik dengan “kelompok tradisional” sehingga santri tidak masuk dalam kehidupan “layak” pada kebijakan modernitas di seluruh dunia termasuk kebijakan awal “pembangunan” di Indonesia. 

Pembangunan yang dimotori oleh para pemodal atau kapitalis-modern yang kemudian disebut dengan pendekatan “deveplopmentalisme” menjadikan “santri” sebagai orang “pinggiran” yang keberadaannya tidak masuk dalam “proyek” pembangunan sebagaimana “proyek modernitas” pembangunan di awal Indonesia pada masa orde baru. 

Proyek modernitas pembangunan orde baru mengharuskan program pembangunan apapun termasuk “corak agama”  di indonesia harus berlebel “modern”, parahnya saat itu  para pemikir indonesia  menganggap bahwa santri dimasukkan kategori “tradisional”  yang tentunya tidak memiliki akses proyek developmentalisme kapitalis sehingga santri menjadi orang yang terpinggirkan dan dipinggirkan. 

Dampak dari proyek ini, terjadi migrasi “intelektual tradisional” terpaksa dan dipaksa untuk “bermodern” sehingga tidak sedikit mereka “lompat pagar” bergeser dari pola pikir tradisional ke modern. 

Di sisi lain, justru terjadi penguatan orientasi positif para santri yang dianggap tradisional menjadi santri yang kuat dan mandiri dengan membuat “perlawanan tersembunyi” melalui peningkatan kapasitas intelektual yaitu bersekolah dan ngaji baik di dalam maupun luar negeri pada studi ilmu pengetahun non agama. Seperti pemikiran filsafat, antropologi, budaya, sains dan teknologi, pemikiran agama modern di dunia barat dan lain lain sampai mendapat  gelar master maupun doktor. 

Pendekatan “postcolonial” para santri di atas, menghasilkan generasi santri baru yang cerdas, kreatif dan inovatif yang sekarang ini mereka tidak hanya menjadi mentor di perguruan tinggi Islam negeri tapi juga di perguruan tinggi umum bahkan mampu menjadi “jangkar” ekonomi, teknologi, IT, pegawai di pemerintahan  maupun skill profesional lainnya. 

Pola pikir cerdas santri dalam menghadapi tantangan realitas sosial yang terus bergerak dari waktu ke waktu dan dari zaman ke zaman memiliki kaidahnya sendiri yaitu al muhafadzotu ala qodimissholih wal akhdu bil jadidil ashlah. 

Kaidah di atas merupakan “nilai” yang hidup, tumbuh, berkembang  dan menjadi manhaj untuk terus dijadikan pendekatan dalam  menganalisis realitas sosial yang berkembang sehingga santri tidak akan pernah kering dan kekurangan solusi dalam menghadapi situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari hari.

Bahkan menghadapi perubahan dunia sekalipun baik secara evolusi maupun revolusi. Konsekuensinya santri adalah memiliki daya elastis dalam setiap langkah dan visi misi yang akan  dituju. 

Selamat Merayakan Hari Santri Nasional 2022. Kita adalah Santri, bergerak bersama, kita bisa !!!

  • Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara
Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Munculnya Organisasi Berlabel NU, Aspirasi atau Fragmentasi?

3 Februari 2025 - 17:57 WIB

Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

30 Januari 2025 - 20:19 WIB

Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang

27 Januari 2025 - 21:34 WIB

Isra’ Mi’raj: Relasi Langit dan Bumi

26 Januari 2025 - 23:01 WIB

Ini Agenda Muskercab 3 PCNU Jepara, Simak Penjelasannya

26 Januari 2025 - 22:14 WIB

Harlah NU dan Haul Gus Dur Digelar Bersama, PCNU Jepara Ajak Teladani Para Pejuang NU

16 Januari 2025 - 07:32 WIB

Trending di Headline