Menu

Mode Gelap
Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang Isra’ Mi’raj: Relasi Langit dan Bumi Ini Agenda Muskercab 3 PCNU Jepara, Simak Penjelasannya Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati

Kabar · 27 Mei 2023 00:26 WIB ·

Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara


 Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara Perbesar

nujepara.or.id –Teater Tukul Manfaat (Tuman) gelar pertunjukan pentas produksi ke-18 dengan judul naskah Winara Jum’at, (26/5). Bertempat di Gedung MWC NU Tahunan kompleks Kampus Unisnu Jepara.

Komunitas Teater Tuman seolah bangun dari tidurnya, pasca lima tahun terakhir tidak ada produksi pentas dengan skala besar. Terakhir mereka (teater tuman) menggelar pentas produksi di tahun 2018 dengan judul naskah Duh dan Kan.

Setelah penantian panjang, akhirnya Teater Tuman dapat kembali eksis melalui Winara. Sebanyak 300an penonton hadir untuk ikut menyaksikan pertunjukan tersebut.

“Pertunjukannya tadi menghibur banget, emosinya juga kena banget, yang pasti seru lah, ” ujar Dila (salah satu penonton pertunjukan).

Selain itu, pentas produksi ini juga dihadiri oleh Kaprodi (Kepala Program Studi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fadakom Unisnu Jepara, Khoirul Muslimin, S.Sos.I., M.I.Kom. yang sekaligus memberikan sambutan pada pembukaan acara tersebut.

Dirinya menyebut bahwa teater Tuman tetap eksis di kancah kampus Unisnu maupun Jepara. Ia juga berharap agar bisa membawa nama baik serta memberikan pesan dakwah disetiap kali pementasan.

“Saya berharap teater Tuman tetap eksis dan selalu membawa nama baik sekaligus mensyiarkan kebaikan dalam pementasan,” ujarnya.

Naskah Winara merupakan karya Ahmad Robit Himami, S.Sos. yang merupakan sesepuh (alumni) sekaligus pelaku seni teater di Jepara. Ia menyebutkan bahwa naskah ini muncul dari kegelisahannya terhadap lingkungan sekitar, meskipun ada beberapa tambahan imajinasinya.

“Banyak point yang saya adopsi dari apa yang saya lihat dan temui, tentu dengan imbuhan bumbu” terang Yi Robit .

“Yang ingin saya sampaikan utamanya adalah tentang perihal feminisme,” imbuhnya.

Pertunjukan berjalan kurang lebih selama dua jam, dengan memainkan sebanyak 11 aktor yang dengan ciamik bermain di atas panggung.

Dengan cerita yang penuh isu sosial, Lurah (Ketua) teater Tuman Syarif Hidayatullah berharap pesan yang ingin disampaikan dapat ditangkap oleh para penonton dan akan terngiang-ngiang.

“Harapan saya apa yang telah kami pentaskan akan dapat dikenang dan menjadi tangkapan pesan positif bagi para penonton” ujar Syarif yang juga ikut main sebagai Mansyur. Ia juga mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada para penonton yang telah meluangkan waktunya dan ikut menyukseskan pentas produksi teater Tuman. Serta mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu, terutama Lesbumi MWC Tahunan.- @Bajuri

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Munculnya Organisasi Berlabel NU, Aspirasi atau Fragmentasi?

3 Februari 2025 - 17:57 WIB

Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

30 Januari 2025 - 20:19 WIB

Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang

27 Januari 2025 - 21:34 WIB

Isra’ Mi’raj: Relasi Langit dan Bumi

26 Januari 2025 - 23:01 WIB

Ini Agenda Muskercab 3 PCNU Jepara, Simak Penjelasannya

26 Januari 2025 - 22:14 WIB

Peringatan Harlah NU Ke-102, MWC NU Kedung Jepara Gelar Khitan Massal dan Kegiatan Religi

17 Januari 2025 - 13:48 WIB

Trending di Headline