nujepara.or.id – Bukan Gus Dur kalau tidak melucu, beliau jamak dikenal sebagai seorang ulama nyentrik yang kerap melontarkan humor yang seringkali membuat para audiensnya terbahak-bahak.
Lewat humor yang sering beliau lontarkan, antaranya kisah tentang dua sosok mahasiswa yang bisa “menyelesaikan” kuliah hanya ketika kampusnya kebakaran.
Humor ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Yahya Cholil Staquf, di sela-sela pidato penganugerahan gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin (13/2/2023).
“Beliau (Gus Dur) mengatakan, ada dua orang yang baru bisa lulus kalau kampusnya dibakar,” ungkap Gus Yahya.
Lalu, siapakah dua mahasiswa yang dimaksud dalam humor itu?
Gus Yahya melanjutkan, “Yang pertama itu Yahya Tsaquf (Gus Yahya), dan yang kedua itu Syaifullah Yusuf (Gus Ipul). Sontak para hadirin tertawa mendengar dua nama yang disebutkan itu.
Gus Yahya mengenyam pendidikan tinggi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Sedangkan Gus Ipul mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional.
“Dan entah kenapa Syaifullah Yusuf ini selamat bisa lulus tanpa membakar kampus,” ujar Gus Yahya. Yang artinya, Gus Ipul berhasil menyelesaikan kuliahnya.
“Sedangkan saya sekarang diberi gelar oleh UIN Sunan Kalijaga. Itu berarti sebetulnya di satu sisi UIN ini sudah menyelamatkan UGM dari kebakaran,” pungkasnya.
Tak ayal, para hadirin yang menyimak hanyut dalam gelak tawa. Mereka pun bertepuk tangan untuk Gus Yahya, dan beliau melanjutkan pidatonya.
Sebagaimana diketahui, UIN Sunan Kalijaga memberikan gelar doktor kehormatan kepada tiga tokoh. Antara lain, KH. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot (Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-Agama Vatikan), dan Sudibyo Markus (Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010).
Penganugerahan ini merupakan bentuk apresiasi kepada ketiga tokoh atas kiprah masing-masing dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama. Tidak hanya dalam skala nasional, melainkan hingga skala global. Gus Yahya, misalnya, yang telah berhasil menggagas forum Religion of Twenty (R20) untuk memberikan ruang dialog bagi pemuka setiap agama di dunia.