oleh : Kiai Hisyam Zamroni
nujepara.or.id – Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW diterima oleh masyarakat arab secara luas karena yang menjadi pertimbangannya adalah budi perkertinya yang sangat luhur, sebagaimana diabadikan di dalam al Qur’an;
“Wa Innaka La’ala Khuluqin ‘Adzim”
Saat kita sepakat bahwa Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW adalah sebagai tauladan, uswatun hasanah bagi seluruh ummat manusia dimana sifat sifat Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW begitu penuh kasih sayang, bertutur kata yang lembut sehingga membuat orang yang mendengarkan begitu bahagia, mempunyai sifat pemaaf, sopan santun terhadap sesama, tidak pernah berkata kotor, tidak pernah menggunjing, mengumpat orang lain, tidak pernah mendoakan buruk orang lain, selalu menghormati orang lain dan seterusnya, maka kita sebagai ummat Nabi akan sangat malu manakala kita dengan “mudahnya” berkata kotor, mencaci maki, ngata ngain, membenci, iri, dengki, hasud, pisoh pisoh, mengumpat dan menghardik orang lain. Sungguh jika itu semua “bersemayam” di dalam diri kita, pertanyaannya adalah dung yang kita tiru itu siapa?
Ke-berada-an Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW harus “manjing” pada diri kita sebagai “new power” dalam membangun dan mencerahkan jiwa raga kita dalam rangka memancarkan dan memantulkan sifat sifat keteladannya yang agung untuk mempererat sillaturrahim, menumbukan kasih sayang dan persaudaraan kepada seluruh ummat manusia di dunia.
Keberhasilan seseorang ditentukan oleh budi luhurnya sedangkan budi luhur seseorang akan dijadikan teladan dan akan dicatat dalam sejarah sepanjang hayat.
Semoga kita mampu meneladani sifat sifat budi luhur Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW.. Aamiin Aamiin Aamiin