Menu

Mode Gelap
Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara

Esai · 8 Des 2017 11:00 WIB ·

Dalil Safsathoh


 Dalil Safsathoh Perbesar

Ahmad Sahil

Ahmad Sahil | Ketua PC Lakpesdam NU Jepara


Oleh: Ahmad Sahil
Ketua PC Lakpesdam NU Kabupaten Jepara
Dulu guru mantiq saya di Pondok pernah mengajarkan saya tentang Dalil Safsathoh. Ya, Dalil Safsathoh adalah dalil yang biasanya digunakan dalam sebuah perdebatan yang seolah-olah benar dan sesuai ilmu mantiq namun akhirnya menuju pada sebuah konklusi (kesimpulan)  yang tidak dibenarkan.

مجادلة تبدو كانها موافقة للمنطق، لكنها تصل في النهاية الى استنتاج عير مقبول

Secara sederhaha guru saya mencontohkan qodhiyah sebagai berikut :
هذه صورة فرس ، وكل فرس صاهل ، ينتج صورة فرس صاهل
(Ini gambar kuda dan semua kuda bisa meringkik maka kesimpulannya gambar kuda bisa meringkik)

Dalil ini biasanya digunakan untuk membungkam lawan dengan cara seolah- olah benar padahal salah karena di dalamnya ada manipulasi dalam pengambilan konklusi (kesimpulan).
Manipulasi ini disebabkan karena ketika membuat muqaddimah sugro (premise minor) dan kubro (premise mayor ) dengan dibiaskan. Bagaimana bisa sebuah gambar kuda bisa meringkik, gambar kuda itu jelas beda dengan kuda, kalau kuda memang bisa meringkik tapi kalau gambar kuda jelas tidak. Itulah kebenaran yang terlihat seolah-olah.
Dan hari ini kita disuguhi kebenaran yang seolah-olah tersebut. Misalnya tentang bendera tauhid. Bendera tauhid itu jelas beda dengan kalimat tauhid.
Kalau kita bicara kalimat tauhid maka setiap Muslim itu akan mempertahankannya sampai kapan pun bahkan nyawa pun akan dipertahankan untuk membelanya. Semua ingin agar sampai mati masih berpegang teguh pada kalimat tersebut.

و اعبد ربك حتى ياءتيك اليقين…
Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kematianmu.

Tapi kalau bendera tauhid terlepas dari perdebatan riwayat tentang riwayat yg dlo’if, warna dan hanya menjadi sombol kaum Muslimin dalam peperangan jelas beda dengan kalimat Tauhid.
Bendera tauhid sekarang justru digunakan simbol kelompok tertentu untuk mengubah ideologi bangsa kita diakui atau tidak yang jelas-jelas merupakan hal yang dilarang oleh agama karena termasuk dalam kategori Bughot yang harus diperangi maka tak heran jika sebelum menjadi besar kelompok tersebut dibubarkan, ibarat ada tamu ke rumah kita tapi lama-lama mau mengusir kita, maka sudah sepantasnya tamu tersebut kita usir.
Dan justru kelompok yang menaruh kalimat tauhid pada bendera untuk tujuan politik itu yang su’ul adab, karena tidak bisa menjaga kemuliaan kalimat tauhid.
Maka sekarang kita harus jeli mana yang simbol dan mana yang beneran, mana yang kuda beneran dan mana yang gambar kuda agar kita tidak termakan oleh propaganda mereka. Wallohu a’lam…
 

Artikel ini telah dibaca 59 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

The Root of The Peak dalam Konsep Keilmuan

7 Juni 2024 - 11:08 WIB

Menyingkap Makna Perintah Membaca dalam Al-Qur’an

24 Maret 2024 - 11:48 WIB

Garam : “Misi Suci” Yang Sering Terkapitalisasi!

15 Agustus 2023 - 05:03 WIB

Ngaji Tematik : Banyak Pintu Meraih Sukses

8 Mei 2023 - 09:01 WIB

Menunaikan Zakat Hakikat Menjaga Keamanan Dan Ketentraman Negara

10 April 2023 - 05:54 WIB

Ngaji Tematik Ramadhan: Keluarga dan Relasi Sosial 

9 April 2023 - 22:30 WIB

Trending di Esai