Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Islam Nusantara · 27 Jun 2023 02:35 WIB ·

Bolehkah Berkurban Atas Nama Anggota Keluarga yang Sudah Meninggal???


 Ilustrasi Hari Raya Idul Adha Perbesar

Ilustrasi Hari Raya Idul Adha

nujepara.or.id – Hari Raya Idul Adha 1444 H tinggal hitungan hari. Hukum berkurban bagi umat Islam yang sudah baligh, berakal dan mampu adalah sunnah muakkadah.

Lalu bagaimana hukum berkurban atas nama anggota keluarga yakni ayah dan ibunya yang sudah meninggal dunia? Apakah diperbolehkan? Pertanyaan ini dilayangkan oleh warga Pakisaji Jepara, M Rabbani.

Berikut Jawaban PC LBM NU Jepara terkait pertanyaan dari Saudara M. Rabbani

Hukum mengkurbani orang yang telah meninggal dunia adalah sebagai berikut:

  1. Jika ada wasiat sebelum meninggal dunia agar ia dikurbani maka hukumnya boleh dan sah.
  2. Jika tidak ada wasiat sebelumnya, menurut mayoritas ulama tidak diperbolehkan, namun ada sebagian ulama yang memperbolehkannya,  karena hal tersebut termasuk bagian dari shodaqoh.

Namun jika kita mengikuti pendapat ulama yang memperbolehkan berkurban atas nama keluarga yang sudah meninggal meski tanpa wasiat, maka ada konsekwensi tersendiri, yakni terkait mashrofnya atau pendistribusian daging kurban.

Daging kurban harus diberikan SELURUHNYA untuk fakir miskin. Dengan kata lain tidak boleh diberikan kepada orang kaya atau warga pada umumnya. Tak hanya itu, orang yang berkurban juga TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMAKANNYA.

Tentu saja hal ini butuh KEHATI-HATIAN, terlebih jika hewan kurban itu dititipkan pada panitia kurban. Sebab ada kesulitan tersendiri sehingga panitia harus ekstra hati-hati terkait pendistribusian daging kurban itu.

• منهاج الطالبين

وَلَا تَضْحِيَةَ عَنْ الْغَيْرِ بِغَيْرِ إذْنِهِ وَلَا عَنْ مَيِّتٍ إنْ لَمْ يُوصِ بِهَا  

• مجموع شرح المهذب ج ٧  ص ٤٠٦

لَوْ ضَحَّى عَنْ غَيْرِهِ بِغَيْرِإذْنِهِ لَمْ يَقَعْ عَنْهُ (وَأَمَّا) التَّضْحِيَةُ عَنْ الْمَيِّتِ فَقَدْ أَطْلَقَ أَبُوالْحَسَنِ الْعَبَّادِيُّ جَوَازَهَا لِأَنَّهَا ضَرْبٌ مِنْ الصَّدَقَةِ وَالصَّدَقَةُ تَصِحُّ عَنْ الْمَيِّتِ وَتَنْفَعُ هُوَتَصِلُ إلَيْهِ بِالْإِجْمَاعِ

• الفقه الاسلامي وادلته لوهبة الزحيلي  ج ٤  ص ٢٨٣.

الأضحية عن الغير: قال الشافعية: لا يضحى عن الغير بغير إذنه، ولا عن ميت إن لم يوص بها، لقوله تعالى: {وأن ليس للإنسان إلا ما سعى} [النجم:39/53] فإن أوصى بها جاز، وبإيصائه تقع له. ويجب التصدق بجميعها على الفقراء، وليس لمضحيها ولا لغيره من الأغنياء الأكل منها، لتعذر إذن الميت في الأكل.

• الشرواني ج ٩  ص ٣٦٣.

مَن ضحي عن غيره كميت بشرطه الآتي فليس له ولا لغيره من الأغبياء الأكل منها

•نهاية المحتاج ج 27 ص 231 مكتبة الشاملة

( لَا) تَجُوزُ وَلَا تَقَعُ أُضْحِيَّةٌ (عَنْ مَيِّتٍ إنْ لَمْ يُوصِ بِهَا) لِمَا مَرَّ، وَتُفَارِقُ الصَّدَقَةَ بِشَبَهِهَا لِفِدَاءِ النَّفْسِ فَتَوَقَّفَتْ عَلَى الْإِذْنِ وَلَا كَذَلِكَ الصَّدَقَةُ، أَمَّا إذَا أَوْصَى بِهَا فَتَصِحُّ لِمَا مَرَّ.

قَالَ الْقَفَّالُ: وَمَتَى جَوَّزْنَا التَّضْحِيَةَ عَنْ الْمَيِّتِ لَا يَجُوزُ الْأَكْلُ مِنْهَا لِأَحَدٍ بَلْ يَتَصَدَّقُ بِجَمِيعِهَا لِأَنَّ الْأُضْحِيَّةَ وَقَعَتْ عَنْهُ فَتَوَقَّفَ جَوَازُ الْأَكْلِ عَلَى إذْنِهِ وَقَدْ تَعَذَّرَ فَوَجَبَ التَّصَدُّقُ  بِهَا عَنْهُ.

Saran-saran.

“Sebaiknya jika ingin mengirim pahala kurban pada orang yang telah meninggal baik orang tuanya atau yang lain,  maka bisa melakukannya dengan cara berkurban atas diri sendiri kemudian menyertakan pahala kurban pada orang- orang yang telah meninggal, maka akan lebih mudah dalam pendistribusian dagingnya,  yakni orang yg mengkurbani, orang kaya dan warga pada umumnya dapat mengkonsumi daging hewan kurban itu.”

• بغية المسترشدين  ٢٥٧

قال الخطيب و (م ر) وغيرهما : لو أشرك غيره في ثواب أضحيته كأن قال عني وعن فلان أو عن أهل بيتي جاز وحصل الثواب للجميع، قال ع ش ولو بعد التضحية بها عن نفسه ، لكن قيد في التحفة جواز الإشراك في الثواب بالميت قياساً على التصدق عنه ، قال بخلاف الحيّ

• تحفة المحتاج ج ١٢  ص ٢٥٥ (و) تجزئ (الشاة) الضائنة والماعزة (عن واحد) فقط اتفاقا لا عن أكثر بل لو ذبحا عنهما شاتين مشاعتين بينهما لم يجز؛ لأن كلا لم يذبح شاة كاملة وخبر اللهم هذا عن محمد وأمة محمد محمول على التشريك في الثواب وهو جائز ومن ثم قالوا له أن يشرك غيره في ثواب أضحيته وظاهره حصول الثواب لمن أشركه وهو ظاهر إن كان ميتا قياسا على التصدق عنه

Artikel ini telah dibaca 46 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Masjid Mantingan adalah Bangunan Hindu, Benarkah?

19 September 2024 - 11:56 WIB

RELIEF MASJID MANTINGAN: OBJEK POST-FACTUM YANG MENJADI SUMBER INSPIRASI

16 September 2024 - 16:18 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

Panembahan Juminah Mantingan, Murid Sunan Jepara yang Ahli Strategi Perbekalan Perang

7 Juli 2024 - 11:20 WIB

Majlis “kopi” an-Nahdhoh Balekambang Salurkan Ribuan Paket Daging Kurban untuk Warga Jepara dan Kudus

22 Juni 2024 - 19:30 WIB

Penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1445 H di Majlis an-Nahdhoh, Jepara

Alhamdulillah, Pengecoran Lantai 3 RSU Aseh Rampung, Rais Syuriah: Kita Punya Tanggung Jawab Organisasi dan Moral Agar Rumah Sakit Ini Bisa Segera Operasional

22 Juni 2024 - 19:04 WIB

Kondisi lantai 3 RSU Aseh setelah dilakukan pengecoran. Hingga Sabtu (22/6) ini masih dilakukan penyiraman di titik pengecoran itu.
Trending di Kabar