Menu

Mode Gelap
Ribuan Warga Ikuti Sepeda Santai Harlah NU ke-102 di Desa Bulungan Live : Muskercab Ke-3 PCNU Jepara Video Full : Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama Fenomena Minuman Keras di Jepara, Antara Wisata Halal dan Tantangan Regulasi Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

Esai · 1 Apr 2022 15:03 WIB ·

Inspirasi Tradisi Budaya Nusantara Sambut Bulan Suci


 Inspirasi Tradisi Budaya Nusantara Sambut Bulan Suci Perbesar

                      Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Nusantara memang fenomenal. Para pemangku agama di Nusantara memiliki kecerdasan yang luar biasa di dalam memahami teks teks dalil yang tidak hanya dimaknai secara tekstual atau kontekstual saja.
Namun lebih jauh dari itu semua adalah mampu dimaknai dan dipahami menjadi sebuah tradisi  budaya. Salah satu contohnya adalah terkait cara menyambut bulan suci Ramadan.
Ada sebuah hadits tentang kegembiraan menjelang dan menyambut datangnya Ramadan;
“Man fariha bidukhuli romadhon, harramallahu jasadahu alan-niron”.
Kata  “fariha” kebanyakan dari kita secara tekstual dimaknai “senang, cerah, ceria, bahagia”.
Berbeda halnya  makna yang dielaborasi oleh para pendahulu kita bahwa makna kata “fariha” menjadi sangat fenomenal, mencerahkan dan inspiratif yaitu cerah, ceria, dan bahagia” secara bersama sama yang kemudian membentuk sebuah tradisi budaya menjelang dan menyambut bulan suci Ramadan seperti “dandangan”, “dogderan” dan tradisi lainnya menjelang untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan di se-antero Nusantara.
Makna teks dalil seperti diatas merupakan  sebuah “kecerdasan” yang mumpuni baik secara pribadi,  sosial sekaligus budaya  bagi pencetusnya.
Sebab makna dan pemahaman tersebut tidak hanya dinikmati oleh pribadinya sendiri melainkan dinikmati oleh semua orang baik yang “sungguh sungguh menegaskan hati, jiwa dan fikirannya untuk menapaki Ramadan maupun yang “nddangtek” saja. Bahkan juga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan termasuk lintas agama. Sungguh menakjubkan bukan?
Nah, kita yang hidup di zaman sekarang yang “cekak” ilmu,  bersosial dan berbudaya yang merasa memiliki “teks  dalil ” tanpa mampu memahami “makna teks dalil” yang  “muqtadhol maqam wal hal” dengan “engkeknya” mengatakan: dogderan bidengah, dandangan bidengah dan sejenisnya  padahal dandangan, dogderan dan lainnya adalah sebuah kemampuan dan kecerdasan dalam memaknai dan memahami teks dalil yang fenomenal, mencerahkan dan inspiratif.
Ekspresi kebahagian kita menyambut  datangnya bulan suci Ramadan akan memberikan inspirasi banyak hal, jika kita mau dan mampu memaknai dan memahaminya secara cerdas.
Mari kita sambut bulan suci Ramadhan dengan penuh keceriaan dan kasih sayang terhadap sesama.
*Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara
*Dewan  Fatwa Kebangsaan Petanesia Jepara
Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ribuan Warga Ikuti Sepeda Santai Harlah NU ke-102 di Desa Bulungan

9 Februari 2025 - 18:37 WIB

Produsen Miras Jadi Sponsor Event, Pengkhianatan Komitmen Pemberantasan Miras di Jepara

6 Februari 2025 - 20:13 WIB

Fenomena Minuman Keras di Jepara, Antara Wisata Halal dan Tantangan Regulasi

5 Februari 2025 - 22:32 WIB

Munculnya Organisasi Berlabel NU, Aspirasi atau Fragmentasi?

3 Februari 2025 - 17:57 WIB

Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

30 Januari 2025 - 20:19 WIB

Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang

27 Januari 2025 - 21:34 WIB

Trending di Kabar