Oleh : Kyai Hisyam Zamroni – PCNU Jepara
nujepara.or.id – Pelaksanaan ibadah dalam sebuah agama ada yang formulasinya baru “tercipta” dan ada yang secara turun menurun, ibadahnya tersebut menyejarah dilaksanakan yang di dalam ilmu ushul fiqh disebut syar’u ma qoblana. Seperti salah satunya dengan jelas diterangkan didalam Al-Qur’an tentang kewajiban melaksanakan puasa.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Ya ayyuhal-ladzina amanu kutiba alaikumusshiyama kama kutiba alal-ladzina min qoblikum, la’allakum tattaqun”
Teks Al-Qur’an di atas menerangkan secara “gamblang” bahwa kewajiban melaksanakan puasa bagi orang yang beriman adalah “menyejarah” dimana secara periodik dari kurun ke kurun masyarakat dunia melaksanakan kewajiban puasa sesuai dengan aturannya masing masing pada saat itu.
Jadi, ibadah puasa itu secara tidak langsung adalah ibadah yang “aktual” lizamanin wa makanin
Dari keterangan diatas, kita pahami bahwa “agama” telah mewariskan dan malaksanakan “tradisi keberagamaannya” masing masing yang dijadikan simbol “peradaban” yang “hidup” dari masa ke masa.
Olehnya, jika ada sebagian orang yang menafikan “kesejarahan” keberagamaannya maka akan berakibat “pemutusan” peradaban yang tercipta pada masa lalu sehingga efeknya akan berdampak pada generasi berikutnya yaitu “bengong” terhadap sejarah peninggalan agamanya dan bahkan tidak mampu meneruskan dan bahkan menciptakan peradaban baru.
Puasa tidak hanya sebuah ritual ibadah akan tetapi lebih dari itu Tuhan ingin bahwa puasa adalah sebuah “peradaban” yang terbentuk dan hidup dari masa ke masa yang disesuaikan dengan realitas dan tantangan zaman.
Sehingga nampak jelas dipahami bahwa “substansi” puasanya tetap, namun “pensyariatannya” yang menyesuaikan lizamanin wa makanin karena puasa adalah salah satu “ibadah historis”.
Konsekwensinya, karena ibadah puasa adalah ibadah historis atau menyejarah maka ibadah puasa memiliki “keistimewaan” dan “efek manfaat” yang lebih daripada ibadah ibadah yang lainnya.
Semoga kita selalu mendapatkan ridho, dan bimbingan dari Gusti Allah SWT dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini. Aamiin Aamiin Aamiin….