Menu

Mode Gelap
Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq Lakpesdam PCNU Gandeng UNISNU Lakukan Riset Dampak Industrialisasi di Jepara Koreksi Master Kalender 2024, Lembaga Falakiyah NU Jepara Pastikan Sesuai Perhitungan Siswi MA Nahdlatul Ulama Tengguli Sabet Harapan 2 Ajang Lomba Esai Se-Jateng dan DIY Garam : “Misi Suci” Yang Sering Terkapitalisasi!

Kabar · 24 Jul 2022 08:21 WIB ·

Ibadah Haji 2022, Ini Evaluasi Komisi VIII DPR 


 Ibadah Haji 2022, Ini Evaluasi Komisi VIII DPR  Perbesar

nujepara.or.id – Pelaksanaan ibadah haji tahun 2022 secara umum dinilai sukses. Meski begitu, ada sejumlah catatan dan evaluasi dari Komisi VIII DPR RI agar pelaksanaan haji tahun-tahun mendatang lebih maksimal.

Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid mengatakan jajarannya memiliki catatan evaluasi terkait pelaksanaan haji 2022. Selama beberapa pekan, Wachid dan tim pengawas Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan haji memang berada di Mekah dan Madinah. 

Tim Komisi VIII melakukan inspeksi mendadak (sidak) serta bertanya langsung pada jamaah haji asal Indonesia terkait berbagai fasilitas dan layanan yang mereka peroleh selama berada di pemondokan hingga pelaksanaan haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina).

Hasilnya, kata Wachid mayoritas jamaah haji Indonesia menyatakan puas dengan layanan dan fasilitas yang didapat. Meskipun ada juga yang memberi catatan soal lauk, buah-buahan, air bersih di kamar mandi, kasur yang terlalu kecil hingga pendingin ruangan yang belum maksimal.

“Padahal tahun ini ada kenaikan biaya haji yang cukup signifikan. Biaya di Armuzna misalnya dari semula 1.600 real menjadi 5.600 real per jamaah haji. Mestinya fasilitas dan layanan yang diterima bisa lebih dari itu. Ini menjadi salah satu catatan dan evaluasi kami,” kata wakil rakyat dari Dapil Jateng 2 (Jepara, Kudus dan Demak) ini, Minggu (24/7/2022).

Tahun ini, biaya yang ditanggung jamaah haji asal Indonesia sekitar Rp35 juta. Padahal mestinya biaya yang dikeluarkan sekitar Rp96 juta. Selisih kekurangan biaya haji itu ditutup dari dana abadi umat yang dikelola BPKH. Selisih antara subsidi pemerintah dengan biaya haji yang dibayar jamaah haji ini perlu dibahas serius. Sebab dikhawatirkan dana BPKH akan jebol dalam beberapa tahun mendatang jika pola seperti ini masih tetap dipertahankan.

Menurut Wachid, idealnya pembahasan terkait pelaksanaan haji tahun-tahun mendatang tak hanya melibatkan Kementerian Agama saja. Namun harus lintas sektoral. Ia mencontohkan soal kuota haji Indonesia. Mestinya harus ada negosiasi ulang karena saat ini antrian daftar haji terus mengular. Bahkan ada daerah yang daftar tunggunya lebih dari 30 tahun. 

“Minat haji orang Indonesia sangat tinggi. Jadi soal kuota misalnya harus negosiasi, jika perlu pemerintah dengan pemerintah tidak hanya menteri agama tapi harus menlu kalau perlu Presiden RI dengan raja Arab Saudi,” jelasnya.

Proses negosiasi itu tak hanya soal kuota. Namun juga menyangkut hal lainnya. Semisal perlunya maktab khusus Indonesia. Idealnya, bahan masakan untuk jamaah haji Indonesia juga berasal dari Tanah Air. Hal itu secara otomatis juga akan membuka peluang ekspor Indonesia ke Arab Saudi.

Haji tahun 2022, Indonesia menempati peringkat pertama dengan kuota sebanyak 100.051 jamaah. Angka ini dinilai Saudi Expatriates masuk akal karena Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia.

“Bayangkan nasi untuk jamaah haji Indonesia malah produk impor. Padahal beras yang biasa dikonsumsi warga Indonesia beda dengan bahan pangan miliknya Arab Saudi atau negara lain,” kata Kapoksi Komisi VIII dari Fraksi Gerindra ini.

Menurut Wachid, posisi daya tawar Indonesia di hadapan Arab Saudi tinggi. Sebab jumlah peminat ibadah haji dan umroh asal Tanah Air memang besar. Hingga kini masih ada jamaah haji asal Indonesia yang berada di Tanah Suci. Kloter terakhir jamaah haji Indonesia tiba di Tanah Air pada pertengahan Agustus mendatang. Meski begitu, Arab Saudi ternyata sudah membuka pintu untuk pelaksanaan umroh. Dan minat warga Indonesia untuk umroh juga sangat tinggi.

“Bargaining position kita tinggi. Itu mestinya bisa dimaksimalkan agar kuota, layanan dan fasilitas yang diterima jamaah Indonesia bisa lebih oke,” tandasnya.

Artikel ini telah dibaca 117 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai Ajang Kreativitas Kader IPNU-IPPNU Petekeyan

22 September 2023 - 10:11 WIB

Catatan Silaturahmi PCNU-MWCNU-PBNU Se-Eks Karisidenan Pati bersama KH Yahya Cholil Staquf

22 September 2023 - 01:17 WIB

Haul Sayyid Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya, alias Mbah Daeng

22 September 2023 - 00:29 WIB

Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, Terpilih Jadi Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

19 September 2023 - 08:16 WIB

Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq

8 September 2023 - 01:54 WIB

Mas Wiwit dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Husnur Rofiq menyapa warga saat Kirab Merah Putih di Desa Bandungharjo, Donorojo, Jepara, Kamis (7/9/2023).

Habib Lutfi Bersama Mas Wiwit dan Ribuan Warga Kirab Merah Putih Sejauh 4 Km, Ada Ribuan Doorprize

5 September 2023 - 01:29 WIB

Flier Kirab Merah Putih dan pengajian umum yang bakal dihadiri Habib Luthfi, Habib Umar Muthohar dan ribuan warga yang diprakarsai Mas Wiwit, panggilan akrab Witiarso Utomo.
Trending di Hujjah Aswaja
%d blogger menyukai ini: