nujepara.or.id – Momentum Hari Santri tahun 2020 dimanfaatkan PR IPNU-IPPNU Desa Mindahan Kidul Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara untuk meluncurkan taman baca “Edelweis”.
Kegiatan yang berlangsung di taman baca Desa Mindahan Kidul RT 03 RW 06 itu diikuti 25 peserta yang terdiri pengurus, Banom NU, Karang Taruna, dan Forum TBM Jepara.
Inisiator taman baca, Lailiyatun Nafisah mengatakan taman baca tersebut lahir dari kegelisahan IPNU-IPPNU karena imbas pandemi bagi pendidikan dan anak-anak.
“Sehingga rekan-rekanita IPNU-IPPNU berinisiatif membentuk bimbingan belajar (bimbel) yang diusulkan Arif Efendi (mahasiswa UIN Walisongo) dan Shihab Adriansyah (mahasiswa Unisnu) serta dibantu relawan IPNU-IPPNU,” kata Laili.
Setelah berjalan dan diterima masyarakat kemudian digagaslah sebuah taman baca. Inisiatif mendirikan taman baca lanjut mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga itu juga didukung oleh banyak kalangan dari Ranting, dosen, dan pihak yang lain.
Taman baca yang lahirnya mudah diingat ini karena bareng hari Santri ke lima tidak serta merta langsung menjadi Edelwis. Ada tiga nama yang diusulkan Tetuka, Turast, dan Edelweis.
Setelah melalui diskusi akhirnya diputuskan nama Edelweis. “Seperti namanya filosofi edelweis adalah bunga keabadian. Kita berharap sebagai generasi muda bisa istiqamah dalam berbagi ilmu. Selain itu wujud cinta karena untuk membentuk edelweis membutuhkan kebijaksanaan dan kesabaran baik antar anggota maupun murid yang belajar,” lanjut Ketua PR IPPNU Mindahan Kidul ini.
Meski terbilang baru taman baca tersebut sudah memiliki ratusan buku. Buku-buku tersebut merupakan donasi dari Jawa maupun luar Jawa.
“Untuk donasi sementara ini sudah ada sumbangan dari Jakarta (1 kardus), Sumatera, serta sumbangsih dari PAC IPNU IPPNU,” lanjut lulusan IAIN Kudus ini.
Untuk lokasi taman baca berada di kediaman anggota IPPNU Dwi Mei Anggraini di Dukuh Gumuk. Awalnya lokasi difungsikan untuk basecamp PR IPNU-IPPNU kemudian sekarang menjadi taman baca.
Untuk program yang sudah berjalan di antaranya Bimbel, Ngopi, dan English Course. “Semoga dengan taman baca ini kami selalu kompak dan istiqamah,” harapnya.
Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Jepara, Ahmad Hasan mengemukakan dalam mengelola taman baca butuh komitmen dan pengorbanan baik waktu serta tenaga.
Selain itu tambah pria yang akrab disapa Den Hasan itu jika anak-anak sudah suka ke taman baca maka jangan sakiti mereka dengan waktu yang molor. “Ketika anak-anak sudah mulai suka ke TBM maka jangan sakiti mereka dengan PHP waktu biasanya anak-anak kecil lebih dispilin dari orang dewasa,” tandasnya.
Mengelola taman baca bukan perkara mudah. Untuk tahap 6 bulan pertama merupakan tahap percobaan apakah TBM lanjut untuk mendapatkan izin operasional ataukah akan berhenti. “Oleh karenanya kekompakan sangat diperlukan,” imbuhnya.
Di akhir paparan Den Hasan mengemukakan literasi saat ini tidak hanya tentang membaca buku akan tetapi mencakup segala hal yang berkaitan dengan karya. (sm)