Menu

Mode Gelap
Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

Hujjah Aswaja · 10 Jun 2024 04:13 WIB ·

Menelusuri Jejak Budaya Pulau Nyamuk, Lakukan Inventarisasi


 Menelusuri Jejak Budaya Pulau Nyamuk, Lakukan Inventarisasi Perbesar

nujepara.or.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan inventarisasi obyek yang diduga Cagar budaya (ODCB) dan juga Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di wilayah Desa Nyamuk, Kecamatan Karimunjawa.

Kegiatan inventarisasi ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 8-9 Juni 2024. Tim melaksanakan inventarisasi dengan mendatangi obyek secara langsung dan menggali informasi dari masyarakat.

Hal ini selaras dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ini sekaligus membuktikan pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap upaya-upaya peningkatan kebudayaan di Indonesia, termasuk di Karimunjawa.

“Ini dalam rangka memperkuat basis data kebudayaan,” ungkap Subkord Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Lia Supardianik, Minggu (9/6/2024).

Di Pulau Nyamuk, tim mendatangi sebuah ODCB yaitu Makam Sumur Wali. Di tempat ini tim mendapati sebuah makam yang masyarakat menyebutnya makam wali Syekh Abdullah. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam yang meninggal dan dimakamkan di Pulau Nyamuk.

Di sebelah makan Syekh Abdullah juga terdapat sebuah makam yang belum diketahui identitasnya. Namun, bagi masyarakat Nyamuk, ini juga makam aulia atau sahabat wali.

Selain makam, di lokasi itu juga terdapat sumur yang dipercaya sebagai peninggalan wali. Sumur ini dianggap keramat bagi masyarakat Pulau Nyamuk.

“Banyak mereka yang mempunyai nazar di sini. Ketika terksbulkan menggelar syukuran atau doa pada hari Senin dan Kamis,” ujar Muazis.

Makam Sumur Wali ini juga diadakan haul setiap tanggal 10 Suro. Biasanya masyarakat beebobdong-bondong untuk melaksanakan acara selamatan di tempat ini.

Ada yang menarik selain makan dan sumur wali. Terdapat sebuah benda atau cungkup bangunan yang ditutup dengan kain putih. Saat disibak, cungkup (gundukan) yang menyerupai stupa ini, sebagian sudah pecah, dan oleh masyarakat dipasang kembali di atas batu karang dan ditambal dengan semen. Menurut keterangan petinggi, cungkup ini sudah ada sejak jaman dulu.

“Sejak saya belum lahir ini sudah ada dan dirawat oleh masyarakat. Namun ssyang tidak ada yang tau asal usul cungkup ini,” kata dia.

Menurut petinggi Muazis, penamaan Pulau Nyamuk ini juga ada beberapa versi. Ada yang menyebut Nyamuk ini kepanjangan dari “Nyantri Mukti”, atau yang berarti murid berbakti kepada gurunya.

Ada pula yang menyebut bahwa Nyamuk ini dulunya sebuah gugusan Pulau yang dari kejauhan terlihat kecil seperti seekor nyamuk. Namun, ada pula pendapat bahwa penamaan Nyamuk ini karena dulunya tempat ini sebuah rawa yang banyak ditempati nyamuk.

Selain obyek yang diduga cagar budaya, Desa Nyamuk ini mempunyai berbagai tradisi yang perlu dilestarikan. Antara lain lombanan, barikan, haul Mbah Sumur Wali, hingga sedekah bumi. Salah satu wujud kegotong-royongan warga masih sangat kental. Terlihat saat tradisi menurunkan kapal ke laut.

Artikel ini telah dibaca 129 kali

Baca Lainnya

PAC Fatayat NU Batealit Dorong Dakwah Kreatif, Semua Ranting Siap Go Digital

12 Agustus 2025 - 12:16 WIB

https://nujepara.or.id/pac-fatayat-nu-batealit-dorong-dakwah-kreatif-semua-ranting-siap-go-digital/

NU Jepara Tegas Tolak Rencana Peternakan Babi, Bupati: Kami Dengarkan Petuah dan Fatwa Kiai

5 Agustus 2025 - 07:12 WIB

Jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara mengeluarkan tiga rekomendasi terkait rencana peternakan babi di Kota Ukir. Keputusan itu juga merupakan hasil bahtsul masail terkait isu yang menjadi perhatian berbagai elemen di Kota Ukir.

Gus Nasrul: Bahtsul Masail Sound Horeg Kurang Berkualitas

16 Juli 2025 - 09:16 WIB

Pakar Maqashid Syariah Indonesia, DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA yang akrab disapa Gus Nasrul saat pengajian.

Bingung?? Mana Dulu, Aqiqah atau Kurban Dulu, Atau Bersamaan dengan Satu Kambing?

31 Mei 2025 - 12:34 WIB

RA. Kartini : “Ada” Tapi Masih Terlihat Dari Lubang Kecil

20 April 2025 - 13:14 WIB

R.A Kartini Jepara mengajar di Belakang Pendopo Kabupaten Jepara. (Museum R.A Kartini)

Syair Para Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

27 Januari 2025 - 11:52 WIB

Trending di Hujjah Aswaja