Menu

Mode Gelap
Bahtsul Masail Tingkat Mahasiswa Se-Jawa Tengah digelar di UNISNU, Soroti Kontroversi Terkait Hukum dan Politik Aliansi Santri Jepara Desak Komdigi dan KPI Cabut Izin Trans7, Buntut Tayangan yang Lecehkan Pesantren Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia Dosen UNISNU Jepara Raih Gelar Doktor, Usung Akuntabilitas Keuangan Berlandaskan Pemikiran Al-Farabi PPG UNISNU Gelar Bimtek Uji Kompetensi Penguji, Warek 3: Profesional dan Kualitas Guru Harus Kita Tingkatkan

Ansor · 25 Sep 2019 00:46 WIB ·

Mengunjungi Masjid dan Gereja yang Berhadapan di Tempur Jepara


 Mengunjungi Masjid dan Gereja yang Berhadapan di Tempur Jepara Perbesar

Indahnya keberagaman di Desa Tempur Jepara. Ada masjid dan gereja yang saling berhadapan. Namun mereka hidup rukun dan saling membantu. (Foto/teks: Naifa/NU Online)

nujepara.or.id – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Jawa Tengah mengunjungi Desa Tempur, Jepara. Kunjungan dilaksanakan dalam rangka Studi Keberagaman.  

Noor Yanto selaku Koordinator Lapangan menuturkan perjalanan menuju lokasi dengan menggunakan sepeda motor tanpa mengabaikan aturan lalu lintas dan berkendara.  

Dalam sambutannya Ketua GP Ansor PAC Kecamatan Gebog, Moh Syaifuddin Nawawi mengatakan kegiatan untuk membangkitkan ghirah kebersamaan karena di Desa Tempur ini ada masjid dan gereja yang berhadapan. Kunjugnan dilakukan untuk menumbuhkan jiwa toleransi para kader.  

Pengurus PR GP Ansor Desa Tempur dan Ketua PAC GP Ansor Kelet menyambut baik kedatangan GP Ansor Kecamatan Gebog ini.   

“Terima kasih kepada para sahabat yang telah jauh-jauh datang ke sini dengan semangat organisasi,” tutur Ahmad Said, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kelet dilansir dari NU Online.  

Tentang masjid dan gereja yang saling berhadapan dijelaskan oleh Syafawi, Pembina PAC GP Ansor Kecamatan Kelet. Menurutnya perbedaan adalah fitrah. Dengan adanya perbedaan menjadi lebih berwarna.  

“Seandainya sama tidak mungkin bisa berjalan seperti halnya jika kaki kita kanan semua tidak bisa jalan. Di Desa Tempur ini memang ada masjid dan gereja berhadapan, tetap rukun dan saling membantu,” bebernya.

Syafawi meneruskan, seperti halnya umat Muslim jika ada acara, umat non-Muslim ikut membantu dalan hal apa pun. Begitu juga jika non-Muslim di desa tersebut ada acara, umat Islam membantu penuh.   “Pernah suatu ketika salah satu mereka ada yang punya hajat minta bantuan. Tidak berpikir panjang langsung kita bantu, karena kebaikan bersama,” katanya.

Ia menegaskan, jangan menjadikan perbedaan sebagai permusuhan, tetapi jadikanlah perbedaan sebagai tali silaturahim dan mempererat persaudaraan.  Hadir juga di kegiatan ini Martoyo selaku tuan Rumah, Amiruddin Kasatkoryon Kecamatan Kelet, dan para pengurus Ranting Desa Tempur. (Nai Fa)

Artikel ini telah dibaca 32 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

YPMNU Jepara Gelar Simulasi Manasik Haji, Peringati Hari Santri dan Sumpah Pemuda

3 November 2025 - 10:14 WIB

manasik haji YPMNU Jepara

Bahtsul Masail Tingkat Mahasiswa Se-Jawa Tengah digelar di UNISNU, Soroti Kontroversi Terkait Hukum dan Politik

17 Oktober 2025 - 10:16 WIB

Aliansi Santri Jepara Desak Komdigi dan KPI Cabut Izin Trans7, Buntut Tayangan yang Lecehkan Pesantren

16 Oktober 2025 - 16:05 WIB

JADWAL Hari Santri Nasional 2025 di Jepara, Ada Muktamar Ilmu, Tanam Mangrove Hingga Santri Award

9 Oktober 2025 - 09:33 WIB

Ini Agenda Hari Santri Nasional di Desa Tahunan yang Wajib Kamu Ketahui

9 Oktober 2025 - 09:07 WIB

Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia

25 September 2025 - 15:27 WIB

Trending di Kabar