nujepara.or.id – Pertemuan MGMP ke-NU-an Jepara yang rutin dilaksanakan pada minggu ketiga setiap bulan kali ini di isi dengan agenda pemilihan pengurus baru masa khidmah 2020-2022.
Bertempat di Aula LP Ma’arif NU Jepara, Selasa (11/8/2020) kegiatan yang dihadiri guru-guru mata pelajaran ke-NU-an di bawah naungan LP Ma’arif PCNU Jepara berjalan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi.
Setelah dilakukan rapat terbuka, sekitar tiga puluhan anggota yang hadir secara aklamasi menunjuk Muhammad Ubaidillah sebagai ketua baru periode 2020-2022 menggantikan Ahmad Arifin selaku ketua lama periode 2018-2020. Hal ini dilakukan mengingat kepengurusan yang lama telah berakhir masa khidmahnya.
Ketua MGMP ke-NU-an terpilih, Muhammad Ubaidillah menyatakan siap mengemban amanah yang diberikan kepadanya. Amanah ini menurutnya harus dijalankan sebaik-baiknya dengan dukungan semua pihak yang terkait dengan organisasi MGMP Ke-NU-an.
“Saya mengharapkan amanah yang saya emban ini bukan menjadi tanggung jawab saya semata, namun saya meminta semuanya untuk memikul bersama-sama organisasi ini dan saya juga meminta dukungan baik berupa saran maupun kritik dalam menjalankan roda organisasi ini agar ke depannya MGMP Ke-NU-an semakin berkembang dan diakui eksistensinya,” ujar guru Ke-NU-an MTs Safinatul Huda Jepara.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Achmad Makhali mewakili pengurus KKMTs 02 Jepara selaku pendamping kegiatan menyampaikan arahan. Kepengurusan yang baru periode 2020-2022 diminta untuk lebih aktif dan konsisten dalam menjalankan roda organisasi sebab keaktifan peran guru Ke-NU-an dinilai ikut membantu Nahdlatul Ulama dalam melestarikan paham Ahlusuunah Wal Jamaah di lingkungan madrasah.
“Ke depannya Kami harapkan kepengurusan yang baru ini lebih aktif dalam menjadi benteng utama Ahlussunah Wal Jamaah di madrasah, sebab terkait paham ideologi peserta didik sepenuhnya menjadi tanggung jawab utama guru mapel Ke-NU-an,” jelasnya.
Lebih lanjut Sekretaris Pergunu Jepara ini melihat tantangan-tantangan guru Ke-NU-an dalam mentransfer doktrin ajaran Ahlussunah Wal Jamaah kepada peserta didik semakin berat, untuk itu harus ada inovasi dan kreatifitas dari guru Ke-NU-an dalam ikut melestarikan paham Ahlussunah Wal Jamaah di lingkungan madrasah maupun di daerahnya masing-masing. (ub)